Terima Kasih 2021, Selamat Datang 2022
Assalamualaikum teman-teman... Kembali lagi dengan dengan kondisi overthinking sehingga belum bisa tidur. Jadi, mari kita mengenang kembali kejadian di tahun 2021 yang sebentar lagi berakhir. Pada dasarnya ini cuma rekapan peristiwa yang ku lalui, gak penting-penting amat untuk kalian baca. Tapi kalau pengen tau yowess gas sampai akhir.
Januari
diisi dengan kegiatan penyusunan proposal tesis yang tak kunjung usai sembari
menunggu pengumuman penyerahan SK CPNS, awal tahun yang pastinya menumbuhkan
semangat menggebu menuliskan daftar impian di tahun 2021. Tentu impian
terbesarnya adalah menyelesaikan studi, saat itu.
1
Februari penerimaan SK dan persiapan pindah ke tempat yang baru, bulan februari
yang katanya romantis ini membuat emosiku tak stabil, ketidaknyamanan karena
realita tak sesuai dengan harapan, ingat tentang mimpi terbesarku? Saat- saat
inilah aku merasa hal itu tak akan tercapai, kuputuskan mengganti topik tesisku
segera. Beruntung, penyesuaian dengan tempat dan lingkungan kerja tidak terlalu
memberatkan. Aku senang dengan tempat kerjaku, kembali pulang bisa kubilang. Alhamdulillah.
Akhir
Februari hingga Maret berlalu seperti air mengalir, tapi yang membuat pikiran
dan tenaga terkuras adalah berkutat dengan dapodik yang sungguh riweh dan
membosankan. Shout out untuk para operator diluar sana, kalian hebat!
April
kuberanikan diri mengajukan proposal seadanya, teman temanku satu persatu
seminar. Dosen pembimbingku yang luar biasa memberi dorongan agar aku segera
menyusul mereka,tapi aku belum siap. Kuhabiskan Ramadhan dengan bimbingan dan
segala revisian. Mei menjelang lebaran
daftar sempro meski masih banyak yang harus dipersiapkan. Akhirnya sadar
bagaimana perjuangan guru lain yang juga meneruskan pendidikan, lelah harus
bolak balik dan berusaha agar jangan sampai mengurangi kualitas pengajaran dan
pengabdian di sekolah.
31
Mei dijadwalkan untuk sempro tapi aku menolak dan nego jadwal, luar biasa tidak
tahu malu... (maafkan saya Bu Yen, Kak Rangge ...)
Setelah
kelulusan siswa kelas 9, ujian semester dan segala urusan penginputan nilai
usai, kembali lagi ke Pekanbaru untuk ujian. Akhirnya sempro dilaksanakan
dengan di 29 Juni dengan segala keriwehan. Mengurus semuanya sendiri membuatku
sungguh merindukan tim Danus Pefsi. Beruntung ada Awan yang siap disuruh sana
sini hehe... Proses revisian yang sudah kurencanakan menjadi tak terlaksana karena tiba tiba mendapat
panggilan untuk pemebekalan latsar. OMG. Pulang sehari dan berangkat lagi
memang mantap rasanya. Akhir Juli mencoba
Pra Survey ke MTs dan alhamduillah di beri izin untuk penelitian.
Agustus
dilalui dengan input data dapodik dan segala perintilannya. Membuat produk
modul serta MOOC Latsar dengan materi yang subhanallah banyaknya. Intinya 31
hari bersama laptop, mata merah dan punggung yang sakit. Alhamdulillah evaluasi
MOOC berjalan lancar dengan nilai hampir maksimal. Tak sia sia mempelajari
modul sampai keleyengan. Ku kira latsar akan berjalan seperti ini seterusnya
sehingga bisa nyambi menyelesaikan produk untuk divalidasi. Ternyata tidak
semudah itu Ferguso...
Distance
Learning di pertengahan September membuatku kelabakan. Jadwal zoom
yang padat ditambah dengan tugas individu dan kelompok setiap harinya. Tugas
paper, video, podcast dan lainnya membuat jadwal berantakan, tidur tak nyenyak
makan pun tak berselera. Terimakasih pada orang tua ku yang sangat memahami bahwa
aku yang tak bisa lagi membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Hari sabtu dan
minggu jangan ditanya, tugasnya double untuk dikumpulkan di hari senin.
Intinya ya gitulah. September juga ikut tes TOEFL di sela Zoom meeting,
meski hasilnya kurang maksimal alhamduillah cukup syarat.
25
Oktober seminar rancangan aktualisasi dan bersiap untuk aktualisasi di sekolah
selama November. Duh, serasa penelitian sebulan penuh. Lengkap dengan segala
jurnal harian. Akhirnya sukses seminar aktualisasi di tanggal 3 Desember dan
penutupan di tanggal 6. Perpisahan dengan PARA PEJUANG LATSAR. Latsar
yang berat dan penuh tantangan berakhir manis untuk dikenang. Begitulah,
manusia hanya bisa berencana. Terget terbesar 2021 alhamdulillah belum bisa
terlaksana. Meski belum diujikan untuk kuliah, produk penelitiannya sudah bisa
diseminarkan untuk latsar plus bonus penghargaan sebagai peserta terbaik I di
angkatan.
365
hari yang telah terlewati memberikan banyak kejutan serta hikmah dan pelajaran
dari-Nya. Sejatinya tahun ini hanyalah melanjutkan apa yang sudah aku mulai. Untuk
waktu yang terus berjalan sampai saat ini, aku menyadari bahwa perjalanan yang
sesungguhnya adalah perjalanan menuju-Nya. Terima kasih untuk diriku yang sampai
saat ini terus bertahan disetiap keadaan, tetaplah semangat dan fokuslah pada
apa yang menjadi tujuan.
Semoga
2022 memberikan semangat, harapan dan pengobatan yang lebih besar. Agar bisa
menguatkan kaki memantapkan tekad untuk menghadap 356 hari ke depan. Semoga
kebiasaan baik yang telah dilakukan tetap terjaga dan kebiasaan buruk perlahan
terkikis keberadannya... Ayok tulis lagi mimpi-mimpi besarnya.
Tembilahan,
31 Desember 2021.
Komentar
Posting Komentar