LEARNING JOURNAL Nilai Nilai Dasar ASN (Komitmen Mutu)
LEARNING JOURNAL
Program
Pelatihan : Pelatihan
Dasar CPNS
Angkatan/
Kelas :
XXXVII / Kelompok IV
Nama
Agenda :
Nilai Nilai Dasar ASN (Komitmen Mutu)
Nama
Peserta :
Atika Nurul Fathiyah, S.Pd
No.
Daftar Hadir :
34
Lembaga
Penyelenggara Pelatihan : PPSDM Kemendagri Regional Bandung
A.
Pokok Pikiran
Merujuk definisi dari Goetsch dan Davis (2006), manajemen mutu terpadu (Total
Quality Management / TQM) terdiri atas kegiatan perbaikan berkelanjutan yang melibatkan setiap orang dalam
organisasi melalui usaha yang terintegrasi secara total untuk meningkatkan kinerja pada setiap level
organisasi.
Komitmen mutu
ini dapat dilihat pada seseorang yang bekerja bersemangat, tidak ingin
menyia-nyiakan waktu serta hasil karyanya dapat bermanfaat. Komitmen mutu dapat
diartikan sebagai janji terhadap diri sendiri yang tercermin dalam tindakan dan
perbuatan untuk menjaga standar yang telah ditetapkan. Sebagai ASN, tugas
apapun yang diemban merupakan tanggungjawab kita untuk dilaksanakan secara
optimal dengan prinsip efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu. Sehingga
masyarakat sebagai stakeholder merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Terdapat empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu antara lain:
1.
Efektif, yang
berarti berhasil guna, sasaran dapat dicapai hasil sesuai rencana atau target..
2.
Efisien,
berdaya guna dan dapat menjalankan tugas serta mencapai hasil tanpa menimbulkan
pemborosan sehingga hemat waktu, biaya, tenaga dan fikiran.
3.
Inovasi,
penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan, mewujudkan ide kreatif
menjadi hasil pekerjaan serta kemampuan untuk menciptakan atau melakukan
sesuatu yang baru dan berbeda.
4.
Orientasi
Mutu, mengarahkan semua upaya dalam rangka memuaskan pelanggan/publik. Mutu
merupakan standar yang menjadi dasar untuk mengukur hasil capaian kerja, selain
itu juga sebagai pembeda dengan produk yang dihasilkan oleh lembaga sejenis.
Tanpa
indikator diatas akan terjadi pemborosan tenaga, waktu, dan anggaran, namun
hasilnya tidak berguna. Hasil kerja dapat menjadi lebih baik jika dilakukan
secara Efektif, Efisien, dan Inovatif. Sebaliknya jika hasil kerja kurang
memuaskan berarti terdapat sesuatu yang tidak Efektif, tidak Efisien, atau
tidak Inovatif. Jika ada yang menyampaikan kritik atas hasil kerja kita, hal
tersebut menandakan bahwa pekerjaan kita belum memuaskan. Seharusnya kita mulai
mencari cara bagaimana memperbaiki mutu kinerja kita. Seseorang yang komitmen
terhadap mutu, hasil pekerjaannya harus siap menerima koreksi dan perbaikan
untuk memenuhi tuntutan pelanggannya. Jika tidak maka kita tidak mampu
menghadapi globalisasi yang sangat kompetitif. Nilai Dasar Orientasi Mutu
adalah sikap perilaku bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dengan tujuan
memuaskan pelanggan seperti komitmen pada kepuasan customers; cepat, tepat, dan
ramah; melayani dengan hati; melindungi dan mengayomi serta perbaikan
berkelanjutan. Jika sudah dijanjikan seperti contoh ini maka harus bisa
diwujudkan pada praktiknya.
Target utama
kinerja ASN yang berbasis komitmen mutu yaitu mewujudkan kepuasan masyarakat
yang menerima layanan (customer satisfaction). Dikaitkan dengan tiga fungsi
utama pegawai ASN (pasal 10 UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN), yaitu sebagai:
(1) pelaksana kebijakan publik, (2) pelayan publik, dan (3) perekat dan
pemersatu bangsa, maka dalam implementasi fungsi tersebut pegawai ASN harus
menunjukkan perilaku yang komitmen terhadap mutu, bukan sekedar menggugurkan
kewajiban formal atau menjalankan rutinitas pelayanan.
Dengan
demikian, ASN harus mampu menjadi pelayan publik yang handal dan profesional,
menjadi pendengar yang baik atas berbagai keluhan dan pengaduan masyarakat,
sekaligus mampu menindaklanjutinya dengan memberikan solusi yang tepat melalui
langkah perbaikan secara nyata, bukan sekedar janji-janji muluk untuk menenangkan
gejolak masyarakat. Selain itu, untuk membangun komitmen mutu, implementasi
mutu dalam layanan publik harus senantiasa dimodifikasi agar kemampuan terus
berkembang. Karena kondisi saat ini yang bersifat dinamis, ASN perlu terus
berfikir kritis terhadap dinamika. Menjadikan keterbatasan sebagai sarana untuk
melahirkan sikap kreatif dan inovatif. Faktor yang memfasilitasi inovasi antara
lain: kepemimpinan yang memiliki visi-misi untuk perubahan yang lebih baik,
lingkungan kerja yang kondusif menorong adanya kreativitas, dan budaya yang
memfasilitasi lahirnya inovasi.
Inovasi
memiliki makna adanya perubahan. Inovasi bisa diwujudkan dalam bentuk perubahan
produk/layanan, metode kerja, sumberdaya yang digunakan, dan nilai tambah yang
dapat dimanfaatkan. Suryana (2013: 92) menyimpulkan empat cara berinovasi, yaitu:
·
Penemuan,
yaitu dengan cara mengkreasikan suatu produk, jasa, atau proses yang belum
pernah dilakukan sebelumnya;
·
Pengembangan,
yaitu dengan cara mengembangkan produk, jasa, atau proses yang sudah ada;
·
Duplikasi,
yaitu dengan cara menirukan produk, jasa, atau proses yang sudah ada. Duplikasi
di sini bukan semata-mata meniru, melainkan menambah seutuhnya secara kreatif
untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu memenangkan persaingan;
·
Sintesis, yaitu
dengan cara perpaduan konsep dan faktor-faktor yang sudah ada menjadi formulasi
baru. Proses ini meliputi pengambilan ide
atau produk yang sudah ditemukan atau sudah dibentuk sehingga menjadi produk
yang dapatdiaplikasikan dengan cara baru.
Profil Tokoh
Rafi Putra Arriyan (Ari), Luqman Sungkar, dan
Ginanjar Ibnu Solikhin adalah tiga orang alumni Fasilkom UI yang berinovasi
membuat suatu layanan transfer antarbank yang bebas biaya berbasis web dengan
nama “Flip”. Flip bermula dari pertanyaan Ari dan teman-temannya tentang biaya
transfer antarbank dengan jumlah yang menurutnya tidak sedikit, yaitu sebesar
Rp6.500 per transfer.
Pertanyaan ini membuat Ari akhirnya mengajak
teman-temannya untuk membuat suatu sistem form online bagi para mahasiswa UI
yang ingin mentransfer antar bank, tapi tidak mau membayar biaya transfer. Dengan
sistem sederhana yang diusungnya, transfer antarbank bisa dihilangkan dan
mendapat respon yang baik. Hanya dalam
waktu 4 hari, sistem ini mampu memutar uang sejumlah 29 juta rupiah.
Respon ini akhirnya membuat Ari dan
kawan-kawan memutuskan membuat sistem sederhana ini menjadi lebih profesional
dengan membentuk startup dengan nama “Flip”. Flip mempunyai misi membantu
masyarakat Indonesia agar dapat melakukan transfer uang dengan aman, mudah, dan
murah.
Rata-rata transfer memerlukan waktu 10—20
menit dengan jaminan maksimal waktu transfer di bawah 1 jam. Pengguna Flip bisa
mentransfer uang mulai Rp10.000 hingga Rp 5 juta setiap hari per akun. Hingga
saat ini, Flip.id telah memiliki lebih dari 3 juta pengguna dan memiliki dua
layanan, yakni Flip Reguler, gratis biaya transfer antarbank dengan maksimal
transaksi Rp 5 juta dan layanan Big Flip, yakni layanan transfer ke banyak
rekening antarbank dengan sekali proses.
Untuk menjaga keamanan data pengguna, semua
data pengguna dienkripsi memakai Advanced Encryption Standard (AES-128)
sehingga tidak bisa dibaca pihak luar. Saat ini Flip sudah mengantongi izin
usaha dari Bank Indonesia (BI) sebagai perusahaan transfer dana. Modal
pengembangan dan pembiayaan operasional mereka dapatkan dari Direktorat Inovasi
dan Inkubasi UI dan suntikan investor. Karena aplikasi ini juga, ketiga
mahasiswa ini masuk dalam daftar Forbes 30 under 30.
B.
Penerapan
Komitmen
mutu dapat diterapkan oleh guru dengan cara : Sebelum memulai pembelajaran guru
wajib membuat perangkat pembelajaran lengkap mulai dari prota, promes silabus,
RPP dan lain sebagainya. Kedua dokumen tersebut digunakan guru sebagai acuan
kegiatan apa yang akan dilaksanakan di kelas selama pembelajaran. RPP berisi
langkah-langkah detail kegiatan pembelajaran yang dirinci untuk setiap
pertemuan. Selain itu, berisi model evaluasi dan referensi yang digunakan.
Dokumen tersebut digunakan untuk menjamin mutu proses pembelajaran di dalam
kelas. Selain itu, dokumen kontrak pembelajaran juga penting disiapkan dan
disampaikan diawal pertemuan untuk menyepakati proses kegiatan belajar dan
mengajar agar dapat berjalan lancar dan sesuai rencana.
Efektif
dalam proses pembelajaran dapat di wujudkan dengan metode pembelajaran yang
interaktif, studi kasus dan problem base learning (PBL) sehingga siswa mendapatkan
pendekatan praktis dan open minded karena berfokus pada Student Centerd
Learning (SCL) dan dosen sebagia fasilitator. Efisien diwujudkan dalam manajemen
penggunaan waktu sesuai jadwal pembelajaran, memanfaatkan aplikasi learning
management system (LMS) seperti Google Classroom, Edmodo, dll sehingga paper
less terutama dalam pengumpulan tugas/assignment.
Inovasi
yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran adalah dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi pada pembuatan bahan ajar, pemanfaatan
e-learning dan pemanfaatan multimedia pada silde materi yang digunakan, penggunaan
Phet Simulation sebagai laboratorium virtual, kuis interaktif melalui aplikasi
quiziss, kahoot dan lain lain
Guru pun
dapat meningkatkan mutu dengan mengikut berbagai pelatihan dan seminar untuk
meningkatkan kompetensi. Atau dengan melanjutkan pendidikan formal ke program
magister atau doktoral dan mengikuti program PPG yang disediakan pemerintah.
Sumber :
https://www.ui.ac.id/pakai-flip-transfer-antarbank-jadi-gratis/
Komentar
Posting Komentar