RINGKASAN BUKU "LA TAHZAN FOR TEENS"


1.     BAHAYA KESEDIHAN

Bersedih merupakan hal yang dilarang Allah melalui firman-Nya
"Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. {QS. Al-Zukhruf (43) : 68}.
 
“Dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” {QS Al-Hijr (15) : 88}.

            Sikap sedih akan memadamkan bara harapan, mematikan roh cita-cita, dan membekukan semangat jiwa. Kesedihan tak ubahnya seperti demam yang melumpuhkan kehidupan umat islam. Kesedihan bahkan seperti barikade yang tidak mudah untuk dilalui dan menghalangi pergerakan menuju kebahagiaan. Bahkan, kesedihan merupakan situasi yang paling disukai setan kerena melalui kesedihan setan menurunkan keyakinan hati manusia akan keadilan dan kasih sayang Allah. Sesungguhnya pembicaraan rahasia (yang dilakukan selain orang beriman) adalah dari setan, untuk menimbulkan kedukaan terhadap orang-orang yang beriman. {QS. Al-Mujadilah (58) :10 }.

            Seorang muslim diperintahkan untuk mengusir kesedihan, tidak boleh menyerah, serta harus membuang jauh-jauh, menolak, melawan dan mengalahkan kesedihan. Bahkan Nabi sendiri pernah memohon agar di hindarkan dari kesedihan melalui do’anya, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kecemasan dan kesedihan.


2.     JANGAN BERSEDIH KARENA ALLAH ADA DI SAMPING KITA

Bila kita dalam rasa susah, terpuruk, terbuang, ditertawakan banyak orang, dihina, tidak diperhitungkan, dan seabreg masalah lain, saat itu kita merasa terasing sendiri. Dunia taraasa menyempit, langit seperti hendak runtuh menimpa kepala, rumput pun menertawakan kita, pokoknya kita seperti badut yang gagal melakukan akrobat. Tapi dengarlah dan bacalah surat ini
 Ÿw ÷btøtrB žcÎ) ©!$# $oYyètB
                             “...Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita...”
{QS. At-Taubah (9) : 40}.
Percayalah, Allah bersama kita setiap saat, kapan pun, di mana pun. Ada 4 hal yang membuat orang tetap merasa ditemani walaupun ia sedang sendirian, yaitu :
-      Seseorang yang sedang ketakutan
-      Seseorang yang merasa memiliki hutang
-      Seseorang yang sangat taat
-      Seseorang yang sedang jatuh cinta

Apa relasi yang selama ini kita bangun dengan Allah? Penakut, pengutang, budak, atau seorang pecinta?, kesemuanya akan membuat Allah hadir terus-menerus. Akan tetapi, itu semua tidak akan membuat rasa sedih menjadi hilang. Ada satu hubungan yang harus dibangun dengan Allah agar kesedihan yang kita alami segera menghilang. Yaitu, jadikan Allah sebagai : Rabb (Dialah yang menciptakan, memelihara, mendidik, sekaligus majikan yang baik hati) , Rahman- Rahim (Dia sangat mencintai kita, sangat menyayangi kita, Dia khawatir bila kita salah jalan, karena itu banyak utusannya yang diturunkan untuk memberi peringatan akan kekhilafan yang sengaja atau tidak sengaja kita lakukan), dan Malik yawmiddin (Dia-lah yang menguasai masa depan kita, karena Dia Rabb dan Rahman-Rahim maka pastilah masa depan kita akan sangat penuh dengan kebahagiaan).


3.     SETELAH KESUSAHAN PASTI ADA KEBAHAGIAAN

Maka sesungguhnya bersama kepedihan itu ada kebahagiaan.
Maka sesungguhnya bersama kepedihan itu ada kebahagiaan.
{QS. Al-Insyirah (94) : 5-6 }

Terhadap dua ayat ini, para Mufasir sepakat bahwa ada makna istimewa yang menggembirakan kita semua. Yaitu, Allah berjanji bahwa setiap satu kesusahan atau kepedihan  akan disediakan dua kebahagiaan. Luar biasa, kesusahan merupakan pintu masuk dua kebahagian, dua kemudahan.

Kisah Rasulullah di Makkah dipenuhi kepedihan dan penderitaan. Beliau bahkan pernah dilempari kotoran unta juga diludahi. Kisah di Madinah pada awalnya juga penuh dengan kesusahan. Baru setelah beberapa lama, Rasulullah menuai kebahagiaan, kembali ke Makkah dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian.

Yakinlah bahwa setiap satu kesedihan disediakan dua kemudahan. Sesungguhnya hal-hal tersebut merupakan aturan tetap. Bersama kesukaran ada kemudahan, jadi, la tahzan! Jangan bersedih. Sesungguhnya, Kami memberikan kepadamu kebahagiaan yang nyata. {QS. Al-Fath (48) :1 }.





4.     NEKROFIL, KEPRIBADIAN MAYAT

Seperti mayat, seorang penderita nekrofil sudah kehilangan perasaan. Mereka bisa merusak dan merampas hak orang tanpa risih. Mereka menyiksa dan membunuh tanpa rasa  iba. Mereka bisa menonton dan menikmati tindakan kekeradsan tanpa rasa simpati. Hidup mereka hidup yang kosong, tanpa rasa, dan karena itu, tanpa makna. Untuk mengatasi kehampaan hidup akibat mati rasa, manusia modern akan mencari hiburan. Akan tetapi, hiburan itu hanya membuat mereka menjadi “mayat-mayat hidup”  yang centil.

Hal ini bisa terjadi karena cara berpikir yang salah Pertama, menganggap bahwa kebahagiaan itu berasal dari luar diri. Semakin banyak benda yang ditambahkan dari luar, semakin besar kebahagiaan. Keyakinan itu membuat para nekrofil terus menerus berusaha mengatur senyumnya agar sesuai dengan kriteria semua orang. Kedua, mereka ingin abadi ditengah segala perubahan. Kerena mereka ingin semua orang tetap memujinya, kapan pun dan di mana pun (juga melakukan apa pun) asalkan tetap menjadi sumber pujian. Padahal Allah telah menyatakan dalam Al-Qur’an. ...mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. {QS.Al-An’am (6) :91}. Hanya Allah yang seharusnya menjadi penilai dari tindakan kita,  bukan orang lain.

Situasi seperti inilah yang membuat kita menjadi gampang tarbawa arus kesedihan. Dalam persaingan dan keinginan untuk cepat dari yang lain inilah, kita tertular kepribadian mayat. Berhentilah sejenak, dengarkan azan, dengarkan seruan ajaibnya, sholat adalah menciptakan waktu luang di antara deru kesibukan yang membuat kita lupa diri.


5.     JANGAN TERGESA-GESA

Kertergesaan bermula dari obsesi kita untuk mendapatkan sesuatu secara cepat. Obsesi yang berlebihan membuat kita berfikir tidak wajar. Yakinlah bahwa semua ada waktunya, bertindaklah perlahan seperti matahari yang tidak lebih cepat terbit atau tenggelam. Apabila matahari terbit terlau cepat, bencana akan muncul, demikian pula jika sukses terlau cepat, niscaya ada bencana yang mengiringinya, walaupun terkadang kita tidak menyadarinya.

Ketergesaan dapat muncul dari kesalahan pengaturan waktu. Kesalahan ini muncul dari kekeliruan menganggap suatu aktivitas. Ada dua jenis aktivitas hidup, yang mendesak dan yang penting. Hidup ini dipenuhi aktivitas :
a.    Yang penting dan mendesak
b.    Yang penting tapi tidak mendesak
c.    Yang tidak penting tapi mendesak
d.    Yang tidak penting dan tidak mendesak
Menonton Tv tidaklah penting, juga tidak mendesak, tapi kadang-kadang menjadi pilihan utama. Akhirnya, pekerjaan yang sebenarnya penting dan mendesak kehabisan waktu, lalu jadilah kita tergesa-gesa.
“Demi waktu asar, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” {QS.Al-‘Ashr (103) :1-3}.


6.     SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA

Nabi Muhammad Saw selalu mengingatkan para sahabat untuk tidak selalu mengarapkan pertolongan Allah sebelum waktunya. “Ya Rasulullah, apakah tidak sebaiknya Bapak berdo’a dan meminta pertolongan untuk kita?” demikian suatu ketika Habbab bin Arat memohon. Rupanya, dia sudah tidak tahan menangung cobaan yang diderita umat Muslimin.

Namun, wajah Rasulullah memerah. Beliau duduk dan berkata, “Orang-orang sebelum kamu, dahulu, telah disiksa, digaruk dengan sisir besi, ada pula yang digergaji hingga terbelah dua. Tetapi, siksaan yang kejam itu tidak membuat mereka berpaling dari agama mereka. Demi Allah, akan dimenangkan oleh-Nya agama ini sehingga penunggang kuda pergi dari Shan’a ke Hadralmaut dalam keadaan tidak takut kepada selain Allah atau serigala yang dikhawatirkan akan menerkam kambingnya. Tapi, kamu selalu tergesa-gesa.”

Oleh karena itu, janganlah kita mempersempit dada karena mustahil suatu keadaan yang menyengsarakan akan berlangsung terus-menerus tanpa ada perubahan. Ibadah yang paling utama adalah menunggu datangnya kemudahan mengusir kesulitan.


7.     BERBAHAGIALAH DENGAN PEMBERIAN ALLAH

Salah satu hal yang menbuat kita gampang bersedih dan berputus asa adalah menolak diri sendiri. Allah berfirman, ...Berpegang teguhlah pada apa yang telah Allah berikan kepadamu dan jadikanlah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.
 { QS. Al-A’raf (7) :144 }.

            Sebagai ilustrasi, berikut ini adalah sederet nama orang cemerlang yang telah menghasilkan karya gemilang, meskipun tampak tidak beruntung apabila dipandang dari sisi duniawi.

            Atha bin Rabi’ah, seorang alim dunia pada masanya, dia seorang pelayan berkulit hitam, berhidung pesek, lumpuh, dan berambut keriting. Al-Ahnaf bin Qais, seorang tokoh Arab, adalah seorang yang bertubuh kurus, bengkok punggungnya, betisnya melengkung, dan lemah. Al-’Amast, ahli hadis dunia, adalah seorang pelayan yang lemah pengelihatanya, miskin, pakaiannya bertambal-tambal, dan rumahnya sangat reyot. Bahkan nabi-nabi pun bukanlah orang yang begitu megah dimata masyarakat. Hampir semua nabi adalah penggembala kambing, hanya ada beberapa saja yang memiliki profesi khusus ; Daud adalah seorang pandai besi, Zakariya seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit, dan Muhammad Saw adalah seorang pesuruh.

            Jadi, nilai kita terletak pada bakat kita, amal sholeh kita, manfaat, dan akhlak yang ada dalam diri kita. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk bersedih karena tidak mendapatkan ketampanan, harta benda, atau orang tua yang kaya raya. Tetapi ridholah dengan bagian yang telah di berikan Allah, “Kamilah yang telah membagikan di antara mereka penghidupan dalam kehidupan dunia. {QS.Al-Zukhruf (43) :32}.


8.     HARI INI JADI MILIKMU

Apabila kita berada pada pagi hari, kerjakanlah apa yang harus dikerjakan. Jangan sampai kita menunggu petang hari. Hanya hari ini kesempatan kita untuk hidup, bukan hari kemarin yang telah pergi dengan membawa kebaikan atau keburukan, dan bukan pula hari esok yang belum tiba saatnya. Jalanilah kehidupan ini dengan senang dan gembira, aman dan tenang, serta penuh rasa ridho dengan apapun yang kita miliki.

Wahai masa depan, engkau masih berada dialam ghaib, maka aku tidak akan berinteraksi dengan mimpi-mimpi. Aku tidak akan menjual diriku kepada ilusi dan bayangan dan aku tidak akan menyegerakan kelahiran yang tiada. Hari esok masih belum ada kerena ia belum diciptakan dan masih belum disebut-sebut keberadaanya.

Bahasa inggris memiliki permainan kata yang menarik. Present bermakna “hari ini”, sementara itu present dapat berarti juga hadiah. Jadi, setiap hari baru adalah hadiah dari Allah untuk kita. Itulah sebabnya Allah Maha Bijaksana, kita diminta bangun dengan penuh senyum dan rasa syukur.


9.     MASA DEPAN AKAN DATANG

Sesuatu yang telah ditentukan Allah pasti akan datang
Maka janganlah kalian minta untuk disegerakan
{QS An_Nahl (16) :1}

Sesungguhnya hari esok belum tiba. Tiap kenyataan, wujud, bentuk, atau polanya belumlah pasti. Oleh karena itu mengapa kita sibuk memikirkannya, merasa khawatir akan kesusahannya, dan lain sebagainya. Ada banyak manusia yang menduga-duga masa depan seraya menganggap masa depan penuh sesak dengan segala macam masalah, jatuh miskin, dan tertimpa banyak musibah. Padahal semua itu merupakan strategi yang telah dikaji secara serius dari “Lembaga Penipuan Setan”, Setan menakut-nakuti dengan kemiskinan dan memerintahkan kalian untuk berbuat dosa, sedang Allah menjanjikan ampunan dan pahala-Nya untuk kalian. {QS Al-Baqarah (2): 268}.
Belajarlah tentang hakikat berjalan, siapapun orangnya, disadari atau tidak, akan berjalan ke depan. Jadi, dengan melakukan apa yang sedang dilakukan secara gembira, kita akan sampai ke masa depan. Seorang seniman Indonesia, Roedjito namanya memberikan petuah sakti, “Lakukanlah pekerjaan anda dengan tekun dan terus menerus meningkatkan kualitas, kelak pada saatnya semua orang akan berdatangan menghargai karyamu”.


10.                           DEMAM MASA LALU

Suatu hari Imam Al-Ghazali pernah bertanya kepada murid-muridnya tentang apakah yang paling jauh di dunia ini. Namun tak ada satupun dari muridnya yang  dapat menjawabnya. Al-Ghazali sang imam hanya tersenyum dan menjelaskan bahwa yang paling jauh di dunia ini adalah masa lalu, saking jauhnya masa lalu tak seorang pun yang dapat mendatanginya kembali.

Demam masa lalu ada dua macam, yaitu pertama, terlalu bangga pada masa lalu. Seperti Bani Israil yang terbuai dengan kenagan masa lalu bahwa nenek moyang mereka merupakan bangsa yang paling istimewa di dunia ini, bahkan mereka menganggap bahwa mereka tidak lebih baik dari nenek moyang mereka, generasi sebelumya. Kedua, membayangkan kesusahan dan kegagalan masa lau sebagai sebuah kesalahan yang akan terus-menerus mengikuti diri kita.

Janganlah menyesali kesenangan yang luput dari tangan kita. Terimalah masa lalu tanpa mengingkarinya atau melupakannya. Kenanglah ia, tetapi jangan hidup didalamnya. Belajarlah darinya, tetapi jangan menghukum diri sendiri karenanya atau terus-menerus menyesalinya.
 
11.        IMAN ADALAH SEGALANYA

James Allen menyatakan bahwa pada akhirnya manusia akan menyadari bahwa setiap mengubah pola pikirnya terhadap sesuatu dan orang lain, ia akan ikut merubah pula segala sesuatu dan juga orang lain itu. Oleh karena  itu, biarkanlah seseorang mengubah pola pikirnya sendiri, maka dalam waktu yang cepat kita akan di kejutkan dengan adanya perubahan drastis yang mewarnai kondisi kehidupan materinya. Oleh karena itu apa yang kita dapat berasal dari diri kita sendiri.

Seseorang yang saleh pernah dilemparkan kearah cengkraman singa. Ajaib, singa itu tidak mendekatinya. Singa itu bahkan terduduk lemas. Melihat kondisi itu, orang-orang bertanya kepada orang saleh,” Apa yang kamu lakukan sehingga singa itu terduduk lemas?”. Sang Saleh menjawab, “ Tak ada yang kulakukan, aku hanya berpikir dengan cemas, apakah air liur singa itu najis atau tidak?”. Ingat Allah membuat dia selamat.

Seorang soleh yang lain terlempar ke lautan. Dia langsung ingat pada kematian, “Aku ingin mati dalam keadaan berwudu,” ujarnya dalam hati. Lalu secara khusyu, dia berwudu. Dia seperti  tidak peduli bahwa gelombang laut akan menelannya. Ajaib, laut melemparkan orang ini ke tepian dengan selamat.

Iman ternyata menyelamatkan. Ingat kepada Allah sangat membantu kita dalam menghadapi masalah kehidupan. Iman mengajari kita cara memandang, cara memikirkan sesuatu, dan cara betindak. Orang yang celaka sesungguhnya hanyalah orang- orang yang mengalami kebangkrutan dalam perbendaharaan keimanannya dan mengalami krisis dalam modal keyakinannya. Oleh karena itu, selamanya mereka hidup dalam kesengsaraan, ketidakpuasan, kehinaan, dan kerendahan.

Jika iman telah sirna, tidak akan ada lagi rasa aman
Dunia ini tiada berarti, jika agama tiada lagi dijunjung
Barang siapa yang hidup tanpa agama
Kebinasaan akan menjadi teman setianya
(Muhammad Iqbal)


12.      BERLARI KEPADA ALLAH

Maka, berlarilah engkau kepada Allah...
{QS Al-Dzariyaat (51) : 50}

Beriman berarti berlari hanya kepada Allah. Apa pun masalahnya, Allah Mahatahu dan akan memberikan jalan yang terbaik. Apabila sangat beriman kepada Allah, kita akan sangat percaya bahwa di dalam diri Allah tersedia kebahagiaan yang tak terkira. Maka, apa pun yang diberikan-Nya dalam kehidupan ini, kita telah yakin bahwa ada kebahagiaan yang sedang menunggu setelahnya.

Sesungguhnya ada satu hal yang membuat para nabi dapat tetap bergembira ketika menerima penderitaan. Yaitu, mereka telah memutuskan untuk berlari menuju Allah. Mereka terus-menerus percaya dan meyakini bahwa Allah sangat-sangat adil dan penyayang. Jika ada satu dua penderitaan, itu hanya jalan menuju kebahagiaan. Nabi Zakariya adalah nabi yang sangat sabar. Dia berdoa selama empat puluh tahun untuk bisa mendapatkan anak. 40 tahun dia berdoa, 40 tahun juga doanya tidak dijawab. Namun karena ia telah “ berlari di dalam Allah”, dia terus bardoa sampai akhirnya berbahagia.


13.                           JADILAH DIRI SENDIRI

“ 99% kesengsaraan dunia bersal dari orang-orang yang tidak mengenal diri mereka sendiri, kemampuan, kelemahan morol, bahkan kebajikan mereka sendiri. Kebanyakan dari kita menjalani hampir seluruh hidup kita sebagai orang yang sama sekali asing terhadap diri sendiri.” (Sydney J. Harris).

Dalam masyarakat yang terarah keluar diri, kita terus melangkah maju dan lupa. Kita menjadi begitu terbiasa dengan suasana hiperaktif sehingga lupa cara untuk hening, santai, dan menyelaraskan diri dengan perasaan kita yang sebenarnya. Kita lupa bagaimana caranya “membaca” diri kita sendiri.

Montaigne, seorang filsuf Prancis, menyatakan, ”Tubuh manusia tidak banyak terpengaruh oleh kejadian yang menimpa dirinya, tidak sebagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh pendapatnya karena memikirkan sesuatu peristiwa.” Dalam sebuah atsar di sebutkan “Ya Allah, jadikanlah diriku merasa puas dengan ketetapan-Mu sehingga aku meyakini bahwa apa saja yang menimpa diriku bukanlah sesuatu yang nyasar kepadaku dan apa saja yang luput dariku bukanlah karena dipalingkan kepadaku.”

Semakin mengenali diri, semakin baik kita memercayai kecerdasan yang ada dalam diri. Setelah mengetahui diri, yang sama pentingnya adalah penerimaan diri, semakin kita melatih penerimaan diri semakin mudah untuk mengakui kekuatan kita, mengapresiasi prestasi yang didapat, menghadapi tantangan , terbuka terhadap umpan balik, menerima tawaran bantuan, dan seterusnya.

Menerima diri berarti tidak menginginkan menjadi orang lain. Hidup orang lain bisa tampak begitu menyenangkan, tapi belum tentu begitu keadaannya. Janganlah meniru kepribadian orang lain. Sesungguhnya sikap itu akan membuat kita gampang bersedih. Sejak nabi Adam sampai makhluk terakhir, belum pernah ada yang sama diantara dua orang dalam bentuk kembarnya. Lalu, mengapa kita harus sama dengan orang lain? Kita adalah sosok khas yang belum pernah ada sepanjang sejarah, tidak ada sosok yang sama dengan kita.


14.                           MEMAHAT DIRI SENDIRI

Manusia konon seperti pemahat (naqqasy), dengan diri sendiri sebagai kayunya. Setiap pemahat membentuk kayu berdasarkan gambaran atau citra (naqsy) tertentu yang ada dalam imajinasinya. Gambaran dalam diri pemahat yang menentukan nasib kayu. Bisa jelek, bisa juga luar biasa indah.

Dari hubungan antara pemahat dengan citra, kita temukan sebuah rumus kehidupan. Bahwa segala hal diciptakan dua kali, pertama dalam rencana atau niat, dan yang kedua dalam tindakan. Niat yang baik menentukan pekerjaan yang baik. Tanpa niat, suatu pekerjaan tak jelas juntrungnya. Tanpa pelaksanaan, sebuah niat menguap menjadi angin.

Konon  begitulah hakikat manusia. Kebiasaan dan karakter kita dihasilkan oleh olahan sang pemahat. Setiap hari kita melakukan sesuatu yang berulang-ulang, itulah pahatan kita terhadap diri sendiri. Jika tindakan terus menerus buruk maka kebiasaan dan karakter, sebagai hasil pahatan, akan menjadi jelek pula. Demikian pula sebaliknya, jika tindakan kita terus-menerus diiringi dengan kesadaran untuk berbuat kebajikan maka kebiasaan dan karakter kita akan baik pula.

Konon ada seorang syaikh yang pernah bertanya kepada air, “ Wahai air, kenapa engkau begitu bersabar, terus menyembunyikan diri di dalam tanah?” Air itu menjawab, “Aku dapat bersabar karena aku cukup puas ketika rumput dapat menerjemahkanku melalui hijaunya.”

Yang tersembunyi itu barangkali adalah doa Rasulullah Muhammad Saw. Beliau yang terus-menerus mendoakan keselamatan kita, beliau yang terus-menerus menaburkan syafaatnya. Rasulullah terus menunggu kemauan kita untuk menerjemahkan doa dan syafaatnya dalam bentuk amal kita yang memberi kehidupan.


15.                        OLAHRAGA PAGI

Dari Abdillah bin Abbas r.a Rasulullah Saw bersabda, “ Setiap anggota tubuh manusia diwajibkan shalat setiap hari, Hei lihatlah seluruh bagian dari tubuh diminta untuk melakukan aktivitas, tak ada yang diperbolehkan menganggur, semuanya harus melaksanakan kewajibannya.”

Sungguh ini kabar paling berat yang pernah kami terima , komentar salah seorang sahabat. “ Tindakanmu menyuruh orang berbuat baik dan mencegahnya dari berbuat mungkar adalah sholat. Membantu yang lemah adalah sholat. Menyingkirkan kotoran di jalanan adalah sholat. Dan setiap langkah menuju sholat adalah sholat,” sahut Rasulullah. (HR Ibn Khuzaimah).

Sibukkan diri dengan berbagai dan isu yang menarik, penting, dan menjadi perhatian kita. Fokuskan perhatian kita pada semua itu. Jagalah agar diri kita tetap bergairah terlibat dalam kehidupan. Kalau kita merasa apatis ( hilang semangat), luangkan waktu untuk memikirkan apa yang menjadi minat kita. Apa yang sebenarnya menjadi perhatian dalam hidupku?, apa yang selam ini menjadi pendorong seluruh kehidupanku?, siapakah aku?.

Salah satu bahaya besar ketika kita mengalami kesedihan adalah ketika kita berpikir bahwa kita tidak memiliki tujuan. Tujuan sangatlah penting, tanpa tujuan kita akan kehilangan segalanya. Memikirkan masa depan tetap harus dilakukan, yang mesti dihindari adalah mengkhawatirkan masa depan. Memikirkan masa depan berarti memiliki tujuan dalam hidup.

Jangan pernah beranggapan bahwa sudah terlambat untuk terlibat atau mengarahkan kembali minat kita. Boleh jadi memang sudah terlambat,tetapi selalu akan ada kesempatan selagi udara masih terhirup. Setiap orang memiliki kesempatan untuk terlibat dengan orang lain dan memberikan kontribusi terhadap orang lain.
16. CADANGAN KEBAHAGIAAN

Ada banyak diantara kita yang membenci diri sendiri. Kita marah kepada diri sendiri karena tidak bisa memenuhi harapan kita dan harapan orang lain. Ketika kita sedang terpuruk (secara mental dan fisik) kita akan muak terhadap diri sendiri, merasa menjadi orang paling sial dan memang pantas menerima kondisi itu, merasa tidak berharga, dan mengutuki seluruh kesialan yang selama ini kita alami. Begitu berpikir terus seperti itu, kita akan terus saja bersikap buruk terhadap diri sendiri dan melukai diri sendiri menjadi semakin parah.

Cintailah diri sendiri. Dan ini adalah satu-satunya yang kita miliki, tak bisa berganti atau bertukan dengan yang lain. Belajarlah untuk memaklumi tubuh, pasrah, dan memaafkan diri sendiri. Karena itulah sumber kebahagiaan kita. Pada saat sakit, tentu saja kita terus memiliki harapan, berharaplah, tetapi jangan memiliki harapan yang bodoh. Sungguh bodoh mengharapkan kesembuhan yang langsung manjur dari satu sendok obat. Sungguh bodoh mengharapkan gigi yang tanggal akan tumbuh lagi. Berharaplah bahwa walaupun ada yang tidak bisa kembali lagi, akan muncul hal lain yang lebih bernilai yang muncul pada diri kita (Deepak Chopra).


17.   JANGAN SEDIH KETIKA KITA SAKIT

Kesedihan datang ketika kita merasakan tubuh yang terus-menerus sakit. Kesedihan hinggap ketika kita tahu bhwa semakin hari mata ini akan semakin rabun dan kemudian gelap. Atau katika kita khawatir bahwa kulit yang kencang dan bersinar ini akan mengeriput dan kusam.

Terimalah diri sendiri, kondisi fisik dan nasib kita seperti apa adanya pada hari ini. Sebelum sakit, bisa jadi diri kita adalah orang yang sangat-sangat mandiri dan menganggap tidak membutuhkan siapapun. Kita mungkin orang yang bebas, santai, mampu melakukan apa pun, mampu mengatasi dan menaklukan apa pun, serta hidup di dunia tampa memerlukan bantuan orang lain. Situasi ini tentulah tidak manusiawi. Saat sakit, kita akan belajar dan memberi kesempatan kepada diri kita untuk mengembangkan rasa membutuhkan orang lain. Melalui rasa sakit, kita akan dapat berterus terang dan menyadari bahwa kita membutuhkan orang lain, seperti halnya orang lain membutuhkan kita.

Jangan merasa malu apabila kita mengalami disfungsi, jangan menganggap bahwa hidup kita akan tamat karena sakit tertentu. Sakit adalah jalan untuk menemukan pemahaman siapa diri kita dan siapakah sahabat di sekitar kita. Orang yang cerdas dapat mengubah kerugian menjadi keuntungan, orang yang bodoh justru sebaliknya. Jika kita terkena musibah, lihatlah sisi cerahnya. Sesuaikan diri kita dengan tantangan, jangan mengharap orang lain berubah sebelum kita sendiri mengubah diri. ... Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal itu lebih baik bagi kalian. {QS Al- Baqarah (2) : 216}.

18. ISILAH WAKTU LUANG DENGAN KEBAIKAN
           
            “Dari waktu luangnyalah manusia membangun kerangka sejati mengenai dirinya,” ujar Agnes Repplier (penulis Amerika). Plato meyakini bahwa bentuk paling luhur dari baktu luang adalah membuat orang ikhlas dan tenang terhadap kehidupannya. Sementara Franz Kafka, seorang novelis menulis,”Anda tidak perlu meninggalkan ruangan. Duduk sajalah di tempat kerja dan dengarkan. Bahkan, Anda tidak perlu mendengarkan, tunggu sajalah. Bahkan Anda jangan menungggu, tetap tenang dan sendirian. Dunia akan dengan bebas menawatkkan diri kepada Anda agar dibukakan kedoknya. Dunia tidak punya pilihan. Dunia akan bergulir dengan penuh semangat di bawah kakimu.”

            Orang-orang yang tidak punya kegiatan dalam hidupnya berpotensi sekali untuk penggunjingan dan gosip. Karena pemikiran mereka barcabang, Mereka merasa senang tinggal bersama orang-orang yang tidak diwajibkan untuk berperang...{QS Al-Taubah (9) :87 }. Kosong tanpa kegiatan sama saja dengan mobil yang didorong, jalan sendiri di sebuah jalan yang menurun. Jadilah mobil itu menabrak kesana kemari tanpa tujuan.

            Maka isilah kekosongan yang mematikan ini dengan melakukan kegiatan yang membuahkan hasil dan bermanfaat. Kekosongan itu tak ubahnya seperti pencopet yang sedang menunggu mangsa, begitu kita mengalami kekosongan, saat itu kita diserang gempuran ilusi dari angan-angan dan saat itu hilanglah seluruh diri kita. Para penyembuh kesurupan selalu bilang “ Jangan pernah melamun, tataplah ada yang diingat, katena begitu Anda melamun, jin-jin iseng akan mengambil alih kesadaran.

            Oleh karena itu, bangkitlah mulai sekarang untuk melakukan kegiatan, seperti sholat sunnah, membaca, bertasbih, menelaah, menulis, merapikan meja kerja, memperbaiki rumah, atau memberi hal yang berguna bagi orang lain. Dijamin 50% kebahagiaan akan kita raih. Apa yang harus kita lakukan? Membaca buku merupakan salah satu jawaban yang tepat.


19. HAKIKAT PENDERITAAN

            Kesusahan disebabkan oleh pemberhalaan. Pemberhalaan terjadi jika kita menganggap yang terbatas sebagai tak terbatas. Cara pandang keliru ini menyebabkan kita salah jalan, gampang panik, dan gelisah bahkan gagal hidup.

            Kesusahan juga ditentukan dari pemaknaan atas kegagalan. Kerapkali kita mengukur kehidupan dengan keinginan pribadi, seharusnya orang lain seperti ini, seharusnya hari ini saya mendapat itu. Lalu, ketika seharusnya itu tidak sesuai dengan kenyataaan, saat itu kita kita terpuruk, lalu kita menganggap kehidupan dan Tuhan tidak adil.

            Sebuah pisau tajam asalnya sebuah besi, karena ia bersedia ditempa, dipanaskan, dan diasah (digosokkan secara keras) di sebuah batu asahan, besi itu menjadi pisau tajam. Lihatlah , kesusahan atau atau kegagalan yang terasa sakit adalah sebuah jalan untuk mewujudkan siapa diri kita.

            “Kesuksesan sejati adalah soal menumbuhkan kesadaran Anda tentang siapakah Anda dan dimana letak kekuatan Anda. Itu juga menyangkut menempatkan keyakinan Anda dan kekuatan Anda dalam apa yang akan membantu Anda untuk tumbuh sepenuh-penuhnya. Alkemia batin membantu anda untuk tumbuh melampaui kesalahan-kesalahan, kegagalan-kegagalan,dan kemunduran-kemunduran yang Anda temui dengan melihat semua itu sebagai peluang, bukan perintang. Semua dipandang sebagai berkah. Praktik Alkemia sederhana adalah dengan menanyai diri Anda dalam setiap situasi, baik maupun buruk,” Apakah berkahnya disini?” (Robert Holden, Success Intellegence).

            Sang Alkemia atau Alkemis adalah seseorang yang dapat mengubah jerami menjadi emas, mengubah yang mati menjadi hidup seperti  mukjizat Nabi Isa a.s. suatu ketika Nabi Isa a.s ditanya oleh muridnya, “Bagaimana mengubah jerami menjadi emas?”

            Nabi Isa menjawab,”Apakah hatimu bisa kau ubah menjadi emas!”. Salah satu jalannya adalah terus bersyukur dan bersabar.


20. HADIAH DARI PENDERITAAN

“Semoga segala peristiwa yang kualami
Akan membuat diriku semakin dewasa
Dan memberikan pengalaman berharga untukku.”
( Al- Mutanabbi )

            Seringkali kita mengukur keadilan  dan takdir Allah dengan keinginan kita sendiri. Pastilah pada saat itu, keinginan kita kakan mengalami masa frustasi. Tak ada satu pun ketentuan Allah yang seratus persen dapat dipahami oleh keinginan kita, persis seperti mengukur banyaknya air laut dengan satu sendok makan. Selalu saja aada air laut yang terlepas dan tak terwadahi. Meski demikian. Masih ada saja orang yang percaya diri bahwa ilmunya dapat menghakimi ketentuan  Allah, akibatnya dia mengalami putus asa dan bersedih.

            Kesalahan pahaman kita terhadap penderitaan membuat kehidupan kita bertambah runyam. Alkisah ada seorang yang sangat membenci penderitaan, melihat sesatu yang aneh dipohon. Ada kepompong yang bergerak-gerak. Ternyata perlahan-lahan ada gerakan lembut dari kupu-kupu yang hendak keluar dari kepompong itu. Rupanya ini saat kelahirannya setelah mendekam lama di sleeping bag alaminya itu.

            Calon kupu-kupu itu tampak susah payah, tubuhnya yang masih lemah harus berjuang membuka kulit kepompong yang cukup keras. Sesekali calon kupu-kupu itu berhenti sejenak, seperti merasakan kesakitan atau sedang mengumpulkan tenaga agar bisa menerobos keluar dari kepompong.

            Sahabat kita yang sangat baik dan menentang semua jenis penderitaan ini merasa iba. Dia ingin menolong bayi kupu-kupu itu untuk segera keluar dari kepompong. Dia lalu mengambil gunting dan mengiris permukaan kepompong dengan hati-hati. Alhamdulillah bayi kupu-kupu itu kini telah keluar dari kepompong.

Akan tetapi kupu-kupu itu tidak bisa terbang. Rupanya sahabat kita salah duga. Kesusahan yang dialami bayi kupu-kupu pada saat meelahirkan diri adalah cara dia menguatkan sayap-sayapnya, sedangkan gerakan yang terhenti dari kupu-kupu adalah cara dia menyesuaikan diri dengan udara luar. Begitu proses yang begitu penuh penderitaan itu dipercepat, kupu-kupu itu menjadi cacat. Otot-otot sayapnya tidak kuat untuk terbang, dan tubuhnya tidak bisa menahan udara alam yang sangat dingin.

Sesungguhnya hadiah penderitaan bagi bayi kupu-kupu adalah kemampuan terbang dan warna-warni yang indah. Jika ia tidak mau menderita, ia tetaplah ulat yang cacat serta aneh.


21. PINTU-PINTU KEBAHAGIAAN

            Berkata Ahmad bin Muhammad Ar-Rudzbari, ”Takut dan harap adalah seperti sepasang sayap burung. Manakala kedua belah sayap itu seimbang, si burung akan terbang dengan sempurna. Tetapi manakala salah satunya kurang berfungsi, hal ini akan menjadikan satu burung kehilangan kemampuan terbangnya. Apabila takut dan harap kedua-duanya tidak ada, si burung akan terlempar ke jurang kematian.”

            Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Barang siapa membahagiakan seorang mukmin, ia telah membahagiakan aku. Barang siapa membahagiakan aku, ia telah membahagiakan Allah.” Dan ketika Nabi Saw. ditanya tentang amal yang paling utama, beliau berkata, “Engkau masukkan rasa bahagia di hati orang yang beriman. Engkau lepaskan kesulitannya, engkau hibur hatinya, engkau tunaikan hutang-hutangnya.”

            Pada hari kiamat nanti, manusia dibangkitakan di Padang Mahsyar. Ketika Allah membangkitakan seorang Mukmin, dibangkitkan pula seorang seperti dia. Orang itu berjalan didepan dia, seraya membimbing tangannya. Ketika ia melihat sesuatu yang menakutkan, kawannya itu menentramkannya. Ketika ia melihat hal-hal yang menyedihkan, kawannya itu menghiburnya. Kemudian dihadapan pengadilan Tuhan, kawan baru bangkit membelanya. Pada hari pengadilan, ia mendengarkan keputusan adkhilhum jannah (masukkan ia ke surga). Kawannya itu mengantarkan ia menuju tempat yang penuh kebahagiaan. Mukmin itu terpesona dengan pembelaan kawannya dan bertanya, “Siapakah kamu?” orang itu berkata,”Dahulu didunia, setiap kali kamu memasukkan rasa bahagia kepada sesama manusia, Allah menciptakan makhluk sepertiku untuk memberikan kepadamu kebahagiaan pada hari ini.”
            Al-Aqra bin Habis menjumpai Nabi Saw. yang sedang mencium puterinya. Dia berkata, ” Aku punya sepuluh anak. Akan tetapi, tak seorang pun pernah aku cium.” Nabi bersabda, “Mungkin Tuhan sudah mencabut kasih sayang dihatimu. Siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi, man laa yarham laa yurham.”

            Maka, apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kasih sayang diantara kalian. {QS Muhammad (47) :22}. Dalam hadis qudsi, Allah bersabda, “ Aku Maha Pengasih. Aku menciptakan kasih sayang. Aku berikan kepadanya nama-Ku. Siapa saja yang menghubungkan kasih sayang, Aku akan menyambungkan diri-Ku dengannya. Siapa yang memutuskan kasih sayang, Aku akan memutuskan hubungan-Ku dengannya.”


22. KEMAMPUAN MENERIMA

Katakanlah, " tidak ada satu musibah pun akan menimpa Kami
melainkan yang telah ditetapkan Allah (di Lauh Mahfudz) untuk kami...
{QS Al-Taubah (9) : 51}

            Bersikap pasrah adalah inti dasar ajaran islam. Ini susah dilakukan, karena itu Jefrey Lang (seorang muallaf di Amerika Serikat) memaknai islam sebagai “berjuang untuk menyerah atau pasrah”. Suatu pemaknaan yang agak ganjil bahwa menyerah (yang bebarti tidak lagi berjuang) ternyata harus diperjuangkan.

            Sikap pasrah atau kemampuan menerima apapun yang diberikan Allah baru akan terasa penting ketika kita tidak punya pilihan lagi. Ketika kita mustahil kembali sehat, ketika kita tak mungkin kembali ke masa kanak-kanak, ketika kita tak mungkin mengisap kembali kata-kata yang telah dikeluarkan, ketika kita salah jalan dan tak mungkin mengulanginya, saat itu kepasrahan menjadi penting.

            Adapun cara untuk belajar pasrah sejak dini diantaranya. Pada langkah awal, kita harus belajar bersiap mengadapi berbagai perasaan yang saling bertentangan, misalnya, keinginan untuk hidup dan keinginan untuk mati, malas dan rajin, santai dan serius, dan seterusnya. Kadang-kadang kita melarikan diri dari kenyataan bahwa kita memiliki sikap-sikap atau sifat-sifat negatif. Bisa jadi kita malu atau merasa tidak nyaman ketika menemukan sikap negatif itu kita miliki. Terimalah semuanya bahwa kita memiliki sikap negatif itu atau kita akan selalu merasa marah dan tidak tenang.

            Dengan mengakui perasaan negatif yang kita miliki pada saat berhubungan dengan orang lain, kita justru akan mampu memaklumi sikap negatif yang dimilikinya. Kita pun akan mampu memaafkan dan menyimpulakan bahwa bersikap negatif sangatlah tidak enak, apabila ada orang yang melakukan sikap negatif pastilah ia menderita dan terpaksa. Langkah selanjutnya adalah bersiap menghadapi keadaan tubuh dan emosi yang selalu berubah-ubah. Hari ini sehat, esok bisa saja sakit. Salah satu caranya adalah dengan menyadari bahwa kita semua pasti akan mati.

            Kemampuan menerima bukanlah suatu sikap yang pasif. Kita harus mengusahakannya dengan terus-menerus mencoba menghadapi kenyataan. Sikap menerima tak bisa muncul jika kita terus-menerus menolak kenyataan yang ada dihadapan kita. Kemampuan menerima pun bukanlah bakat yang kita miliki atau orang lain tidak miliki.


23. ETIKA BERGAUL

Kami adalah dua orang teman
Yang dipertemukan oleh masa
Dan mengalami pahit getirnya hidup bersama-sama
Sehingga kami menjadi akrab

            Berkata Umar bin Khattab r.a., “Bersahabatlah dengan sahabat yang jujur, sebab engkau engkau kan berada di sisi mereka, sebab mereka hiasan ketika dalam kesenangan, dan menjadi bekal saat ada bencana. Dudukkan urusan temanmu sesuai dengan kebaikan-kebaikannya sampai dia membawakan untukmu sesuatu yang engkau benci dari dirinya. Hidarilah musuhmu serta berhati-hatilah terhadap temanmu kecuali yang terpercaya. Dan tidak ada sahabat terpercaya yang kecuali yang takut kepada Allah. Janganlah engkau bergaul dengan orang durjana, dikhawatirkan engkau belajar pada kedurjanaannya. Dan janganlah engkau membuka rahasiamu kepadanya. Mintalah masihat dalam urusamnu kepada mereka yang sangat takut kepada Allah.”

            Ibnu Qayyim mengutip pendapat para ulama, mengemukakan enam  manfaat bergaul dengan orang-orang sholeh, yakni,
Ø  Dapat mengubah diri kita dari ragu-ragu menjadi yakin
Ø  Dapat mengubah diri kita dari riya’ menjadi ikhlas
Ø  Dapat mengubah diri kita dari lalai menjadi ingat (zikir)
Ø  Dapat mengubah diri kita dari yang cinta dunia menjadi cinta akhirat
Ø  Dapat mengubah diri kita dari sombong menjadi tawaduk
Ø  Dapat mengubah diri kita dari buruk perangai menjadi orang yang mau menerima nasihat.

Albert Einstein menulis, “Seseorang yang sukses adalah yang menerima banyak hal dari orang lain, biasanya lebih banyak daripada apa yang ia berikan kepada orang lain. Dan nilai seseorang seharusnya dilihat dari apa yang ia berikan , dan bukan dari apa yang ia terima.” Sementara Jacques Delile menyatakan, “Takdir menentukan siapa orangtua kita, tetapi pilihan yang menentukan siapa teman kita.”
Inilah hukum persahabatan, sebuah persahabatan tak mungkin ada tanpa kepercayaaan, dan kepercayaan tak mungkin ada tanpa kejujuran. Seorang teman adalah seseorang yang memberikan kita seluruh kebebasan, tapi menuntut kita menjadi diri sendiri. Memiliki sahabat sama dengan memiliki kesempatan untuk mendapat seluruh kehidupan.

24. HORMATILAH MUSUHMU

            “Seharusnya kita bersikap terhadap musuh kita seakan-akan suatu hari nanti ia akan menjadi teman kita,” ucapan ini di tulis oleh seorang Kardinal, Nemwan namanya. Namun jauh sebelum itu Rasulullah juga telah mengajarkannya. Rasulullah adalah teladan, beliau pastilah sangat menyakini ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
  
“Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, Dialah yang terputus.”
{QS Al-Kautsar (108) :3}.

Namun, beliau pun sangat menghayati bisikan ini,...”Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita..” {QS Al-Taubah (9) :40}. Maka, beliau memilih untuk tidak bersedih pada segala serangan hinaan musuhnya. Bahkan pada sebuah kisah ada seorang sahabat yang memohon, “Ya, Rasulullah, mohonlah kepada Allah Ta’ala (agar menimpakan azab) terhadap orang-orang musyrik.”. “Tetapi aku diutus sebagai rahmat, bukan  pembawa azab,” jawab Nabi saw.

Rasulullah telah mengajarkan kita bagaimana memilih untuk bahagia. Membenci atau membalas dendam akan merusak hati karena kemarahan memang seperti api yang membakar semua diri kita.


25. TIDAK MERASA PALING BENAR

            ...Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang-orang yang bertakwa. {QS An-Najm (53) : 32}.

            Jangan memuji diri sendiri karena Allah Mahalembut dan Mahatahu. Alangkah bodohnya manusia yang memuji dirinya sendiri. Dia seperti sedang membuka pintu gerbang kebencian orang-orang di sekitarnya. Sesungguhnya memuji kelebihan diri sendiri akan menjebak kita dalam merendahkan orang lain. Inilah yang pernah dilakukan iblis yang terlalu memuji dirinya sehingga ia berkata kepada Tuhan, “Aku lebih baik dari pada Adam. Engkau telah menciptakanku dari api, sedangkan Engkau ciptakan Adam dari tanah.” Pujian kepada diri sendiri inilah yang menyebabkan iblis menjadi terlaknat.

            Dan terhadap nikamat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya. {QS Al-Dhuha (93) :11} Maka, ceritakanlah kebaikan kebaikan Tuhan dan ceritakan pula kepada manusia tentang nikmat-nikmat yang diberikan Allah. Karena ingkar nikmat adalah salah, sedangkan menyembunyikan kebaikan adalah kikir.

            Soerang ulama salaf berkata, “celaka kamu wahai manusia!, Demi Allah, seandainya seseorang memberi pakaian kepadamu, pasti kamu akan berbuat baik kepadanya dan kamu mengenang kebaikan itu. Lalu, bagaimana dengan ‘yang memberikan seluruh nikmat dan kebaikan’ kepadamu?”

            Dalam hadis hasan dikatakan, “telah terdengar orang yang mendengar anugerah dan nikmat Allah.” Ada seorang lelaki yang berkata kepada Malik bin Dinar, ‘Aku mengadu kepada Allah tentang utang-utang yang membebaniku, kebutuhan yang menetapiku.’ Lalu, Malik bin Dinar menjawab, Celaka kamu! Seakan-akan kamu mengadukan Allah kepada hamba-Nya, sedangkan nikmat-nikmat yang kau terima tidak disyukuri, pemberian Allah kau ingkari.”


26. CINTA DAN PERSAHABATAN

            Kata Yahya bin Muadz, rendah hati merupakan sifat yang sangat baik bagi setiap orang, tapi ia paling baik bagi orang yang kaya. Sedangkan kesombongan, katanya, adalah sifat yang menjijikkan bagi setiap orang, tetapi ia paling menjijikkan jika didapat pada orang yang miskin. Rendah hati dan tidak sombong adalah bagian dari cinta spiritual. Persahabatan kita dengan seorang karib akan dapat membuahkan kebahagiaan apabila didasari cinta. Filsuf Yunani membagi cinta dalam tiga tahapan.

            Cinta sensual adalah eros. Cinta ini ditandai oleh keinginan memiliki, menuntut, merengek dan mendesak. Eros ingin mengambil bukan memberi. Eros bukannya tanpa manfaat,melalui eros kita mendapat kehangatan dengan orang tertentu, melalui eros maka kita dapat memasuki phillos.

            Phillos adalah cinta yang tumbuh dari persahabatan mendalam. Kita sudah bergerak dalam “kami” dan “kita”. Kita bukan hanya menuntut, melainkan berbagi. Kita berempati dengan semua orang. Yang menarik dalam phillos bukanlah sosok peribadi melainkan kebersamaan, bukan senyuman, melainkan keakraban, bukan pemberian, melainkan kebersamaan.

            Agape adalah tahapan cinta yang paling tinggi. Cinta ini ditandai dengan perhatian yang aktif kepada orang-orang yang kita cintai, keinginan untuk diterima di sisinya. Agape adalah cinta spiritual, yang sudah jauh menyelam dari daratan badaniah kedalam ruhaniah.

            Agape ini telah di contohkan Rasulullah, seorang Nabi, guru, raja, dan orangtua yang memanggil semua murid, umat, anak, dan rakyat sebagai sahabat. Telah datang kepadamu seorang Rasul dari antara kamu. Berat baginya apa yang kamu derita, sangat ingin agar kamu mendapat kebahagiaan. Dia sangat pengasih dan penyayang kepada orang-orang yang beriman. {QS Al-Taubah (9) :128}.


27. LOGIKA BERTEMAN

            Orang Jepang kalau bertemu dengan siapa pun, pasti akan membungkukkan badannya. “Membungkuk adalah sikap mengalah untuk menang, seperti pohon ilalang. Membungkuk bukan karena lemah atau mau diinjak-injak sepeti lantai tanah.
           
Orang yang bijak bagaikan air, ia tidak membentur batu besar tetapi mendatanginya dari perbagai macam arah. Air tidak menghantam halangan di depannya, melainkan perlahan-lahan meresap sampai dinding itu rapuh dan ambrol.

 Pilihlah logika air begitu ujar Gede Parma. Ciri pertama adalah mengalir dengan penuh kelanturan. Kelenturan bukanlah kelemahan, kelenturan justru sumber kekuatan. Air yang mengalir di sungai dalam keadaan normal tidak mamaksa penghalang seperti batu atau batang pohon. Air tatap saja melewatinya tanpa memaksa. Ini berarti justru dengan kelenturan, air bisa melewati tantangan di depannya. Kelenturan air tidak mengelak, tidak mengalahkan orang lain, tapi sampai ke tujuan.

            Sifat kedua adalah sifat air laut dan air sumur. Sepeti kita ketahui air laut lebih banyak dari pada air sungai, karena posisi laut memang di bawah. Oleh karena itu, yang memiliki lebih banyak berada di bawah, ia harus bersikap rendah hati dan melayani bukannya sombong dan tinggi hati.

            Sifat air yang ketiga adalah air kolam tenang yang menjadi cermin. Kita hendaknya bisa bercermin terhadap diri sendiri juga pada teman kita. Air danau yang tenang juga mengajari kita untuk berada dalam ketenangan ketika menghadapi persoalan.

            Mengalir menuju tempat yang paling dasar, merupakan sifat air yang keempat. Artinya tindakan maupun cara berfikir seseorang hendaknya kembali ke tujuan dasar, yaitu peduli kepada sesama manusia dan kemanusiaan. Sifat air yang terakhir adalah bergerak naik secara merata, karena jika air dituangkan ke tempat apa pun, naiknya akan bersamaan.

            Jangan menggunakan logika batu dalam berteman. Dua buah batu bila digabungkan dengan dua buah batu yang lain, hasilnya adalah tetap saja empat batu yang terpisah. Bila dalam berteman kita menggunakan logika batu, yang kita hasilkan adalah persaingan, pertengkaran, bukannya kesepakatan dan persatuan. Kumpul-kumpul bisa saja setiap hari, namun saling terpisah dan dibungkus kepentingan  egois masing-masing. Bahkan setiap saat bisa menghasilkan konflik yang menimbulkan percikan api.

William Shakespeare menyatakan, “ Jangan sering menyalakan api kebencian terhadap musuhmu karena nanti akan membakar dirimu sendiri.” Sementara Konfusius mengajarkan, ”Sesungguhnya orang yang pemarah memenuhi dirinya dengan racun.”


28. JANGAN IRI, BERBUAT BAIKLAH

            Kita sering merasa iri akan apa yang dicapai orang lain. Kita ingin seperti dia. Karena tidak tercapai, kita pun jadi agak aneh, kita mengaharap agar dia mengalami kegagalan dan kecelakaan. Kita jadi tidak suka pada orang yang semula kita kagumi, itu semua terjadi karena hasad yang hasud. Padahal Allah menyatakan, Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya...{QS Al-R’ad (13) :17}.

            Air mengalir ke lembah-lembah menurut ukurannya. Begitupun dengan ilmu, kekuasaan, dan ketenaran semuanya di berikan Allah sesuai dengan ukuran kemampuan kita menerimanya. Semuanya tergantung wadah, apabila wadah dalam diri bisa menampung berkah Allah, kita akan memiliki ilmu, kekuasaan, dan ketenaran luar biasa. Jadi, tak ada alasan untuk iri dengki kepada mereka yang memiliki kelebihan.
           
            Emerson menyatakan bahwa suatu saat manusia kan mencapai suatu keyakinan yang menyatakan sikap iri merupan tindakan yang bodoh dan sikap menjiplak orang lain adalah tindakan bunuh diri. Jenderal Einsenhower menyatakan, “ Mulai sekarang, kita tidak usah membuang-buang waktu semenit pun untuk memikirkan orang-orang yang tidak kita sukai.”


29. MEMBALAS TUBA DENGAN AIR SUSU

            ...Jika orang-orang yang jahil mencemooh mereka, mereka membalasnya dengan ucapan yang baik. {QS Al-Furqan (25) :63} Teruslah mengucapkan kata-kata yang baik walaupun kita harus meninggalkan mereka. Menyatakan hal yang terbaik adalah cara untuk menjaga kebersihan hati kita. Apabila kata-kata kita baik, hati pun kan seperti ember putih yang di isi air jernih. Apabila kata-kata kita tidak baik, hati kita pun seperti ember putih yang di tuangkan oli.
           
            Alkisah, ada seorang sufi kedatangan tamu yang menghina-hina dirinya. Sufi ini hanya tersenyum dan menjawab dengan kata-kata yang sopan. Murid-muridnya tentu saja marah, ”kenapa hinaan dibalas denag pujian?” Sufi itu menjawab,” Saya hanya menyatakan apa yang ada dalam hatiku!”

            Jangan bersedih! Anggapalah celaan orang bagaikan angin lalu. Mereka sekali-kali tidak akan dapat menimbulkan mudharat kepada kalian selain gangguan-gangguan celaan saja. {QS Ali-Imran (3) : 111}; Janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. {QS Al-Nahl (16) :127); Biarkanlah saja celaan mereka itu dan bertakwalah kalian hanya kepada Allah. {QS Al-Azhab (33) : 48}.




30. KEJUJURAN

            Dari riwayat Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah saw. bersabda,”Jika seseorang hamba tetap bertindak jujur dan berteguh hati untuk bertindak jujur, maka ia kan ditulis di sisi Allah Ta’ala sebagai orang yang jujur. Dan jika ia tetap berdusta dan berteguh hati untuk tetap berdusta, maka ia akan ditulis Allah sebagai pendusta.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

            Kejujuran memang bersifat kondisional, tetapi menghujam di dasar hati. Al-Junaid  berkata, “Inti kejujuran adalah bahwa engkau berkata jujur di wilayah, yang jika seseorang berkata jujur, ia tidak akan selamat kecuali berdusta.”

            Berkata jujur atau menyampaikan kebenaran adalah akhlak nabi, orang suci, orang sholeh. Nabi Muhammad Saw. pernah ditanya sahabatnya,”Mungkinkan seorang Muslim berzina?” Beliau ditanya lagi, ”Mungkan saja sekali-sekali.” Beliau ditanya lagi, “Mungkinkah seorang Mukmin berbohong?” Beliau menjawab,”Tidak Mungkin” kemudian Nabi saw. membaca ayat Al-Qur’an
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang pendusta.” {QS Al-Nahl (16) : 105 }.


31. BERSEDIHLAH BILA...

Frustasi merupakan akibat dari dorongan hati yang tak kesampaian, atau dorongan hati yang diupayakan tetapi tidak berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Apakah ciri-ciri frustasi? “ Aku mengingikan hal yang kuinginkan saat akau menginginkannya, apabila tidak berhasil mendapatkannya, aku merasa frustasi. Namun, apabila kita tidak menuntut harus terlaksana pada saat itu juga, rasa frustasi itu bisa berkurang dan tujuan masih akan tetap diraih meskipun memerlukan waktu yang lebih lama.”

Jangn bersedih!. Kenapa bersedih dilarang? Apakah kita benar-benar tidak boleh menangis ketika bersedih? Ada dua jenis kesedihan yang biasa menghinggapi diri manusia. Pertama, kesedihan karena rasa putus asa pada masa depan, ketidakmampuan mengatasi masalah dan penyesalan terhadap masa lalu. Kedua, kesedihan yang disebabkan oleh kehilangan dan cinta. Ketika kita menyadari ada sesuatu yang hilang, kita dapat bersedih dan memahami pentingnya apa yang telah hilang.

Berduka, bersedih, dan menangis merupakan emosi yang alami. Semua itu bisa muncul dengan mudah dan tiba-tiba, terutama apabila kita terhalang oleh larangan dan harapan. Menangislah bila itu membuat batin kita tenang. Tetapi ingat bersedih bukan tugas kita di dunia dan bersedih tidak akan menyelesaikan seluruh persoalan yang kita ratapi. Setelah bersedih, berterimakasihlah terhadap semua yang telah kita terima, hidup yang sudah sekian lama,orang-orang terdekat serta sejumlah prestasi yang kita raih.


32. BERSIAP MENJADI MURID

            Ajaran kearifan Timur mengatakan, “ ketika sang murid siap, sang guru pun muncul.” Bersiaplah menjadi murid, maka semua orang, semua benda-benda, film-film, buku-buku, bahkan peristiwa terkecil pun akan mengajari kita kebahagiaan, Einstein menyebut dirinya murid yang ingin mengetahui isi pikiran Tuhan.

 Thomas Alfa Edison mengatakan dia mempelajari hukum-hukum kehidupan. Edison bilang, “Aku tahu dunia ini diatur oleh Akal Tak Terbatas. Dibutuhkan Akal Tak Terbatas untuk menciptakannya dan dibutuhkan Akal Tak Terbatas untuk menciptakannya dan dibutuhkan Akal Tak Terbatas untuk menjaganya tetap berada di jalurnya. Segala sesuatu yang mengelilingi kita, semua yang ada membuktikan bahwa ada hukum-hukum tak berhingga di baliknya. Tak ada yang bisa menyangkal kenyataan ini. Keakuratannya bersifat matematis.”

            Simpulnya, kita harus terus bersiap menjadi murid, itulah yang dapat kita petik agar bisa mendapatkan seorang guru. Pepatah “ketika sang murid siap, sang guru pun muncul” berarti juga pada masing-masing kita tersedia seorang guru. Terbukalah, teruslah meniatkan diri menjadi murid (si pencari kearifan) yang tak henti-hentinya mencintai kearifan.


33. DAN BERBAHAGIALAH...

            Kecemasan itu menular, begitupun dengan rasa putus asa dan kemarahan. Awalnya tidak terasa, kita hanya mendengar orang-orang yang mengeluh. Saat itu, kita menangkap bahwa apa yang dikeluhkan orang-orang itu konyol. Tapi pada akhirnya pikiran kita jadi terganggu dan mengikuti cara berpikir orang kebanyakan.

            Menghindarlah dari penyakit kecemasan, walaupun saat ini, di negeri ini berita tentang bunuh diri atau membunuh yang lain oleh keluarga sendiri banyak ditemukan. Berlindunglah kepada Allah agar Dia dapat menuntun kita menemukan pilihan yang dapat menyelamatkan dan membahagiakan.

            Hidup membawa kesempatan, dan dari kesempatan ini muncullah pertumbuhan. Bagi beberapa orang “kesempatan” terlihat sebagai masalah, bukan sebagai balok penyusun pertumbuhan. Perubahan dapat disambut atau ditolak, pilihannya ada pada diri kita.

            Dunia luar bukanlah musuh yang ingin membuat kita sengsara. Sebaliknya, dunia membantu kita membangun lebih jauh kapasitas untuk mencintai dengan menyediakan kesempatan atas pencerahan dan perubahan. Kita yang menyengsarakan diri sendiri dengan tatap terbenam dalam semua masalah atau dengan tatap hidup disudut gelap, dan terus mengeluh tentang kehidupan kita. Sebaliknya, kita dapat mengatasi itu semua dengan berjuang dengan mengalahkan kesulitan kita, merangkul rasa sakit, dan bergerak menuju mercusuar penerimaaan dan pertumbuhan pribadi.

La Tahzan! Jangan bersedih!

           

Komentar

Postingan Populer