UREA dan Kurangnya Minat Belajar Berbahasa
Assalamualaikum wr
wb. Apa kabar semua, semoga senantiasa sehat dan selalu berada dalam lindungan
Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Aamiin.
Kali ini saya ingin
membahas sedikit tentang UREA Bukan jenis pupuk yang akan kita bicarakan,
melainkan suatu program kerja dari Language Department URC.
UREA atau University
of Riau English Association merupakan klub yang khusus membahas segala sesuatu
yang berhubungan dengan bahasa Inggris. Ada 4 pemateri berbeda yang mengisi
acaranya pada tiap hari Sabtu pukul 4 sore. Materinya ada beragam diantara
public speaking, discussion, student exchange dan IELTS Preparation. Klub ini
terbuka dan gratis untuk yang ingin belajar tidak hanya untuk mahasiswa
Universitas Riau saja, tapi juga untuk
mahasiswa universitas lain yang ada di Pekanbaru.
Saya pribadi sangat
tertarik dan aktif mengikuti kegiatan ini, kerena banyak sekali manfaat yang
didapatan. Bisa bertemu dengan orang-orang luar biasa, orang-orang yang memiliki
semangat untuk maju dan memiliki dan optimisme tinggi merupakan salah satunya.
Namun ada hal lain
yang membuat saya prihatin. Yakni jumlah peserta yang sangat sedikit. Terkadang
dalam satu pertemuan peserta yang hadir hanya hitungan jari. Terlalu minimkah
publikasi URC mengenai kegiatan ini? atau memang mahasiswa banyak yang tidak
peduli? Jawaban untuk pertanyaan pertama adalah mungkin saja, URC sudah
berusaha untuk menyebarkan informasi ini disetiap social media yang dimiliki,
broadcast massage maupun penyamaian langsung secara lisan namun, karena
pengikut dari Sosmed- Sosmed tersebut masih sedikit walhasil informasinya tidak
tersebar paripurna. Mungkin ini ada hubungannya dengan pertanyaan kedua. Jika
mahasiswa memang peduli, sedikitnya followers tidak akan jadi masalah, karena
tiap mahasiswa bisa saling menyebarkan informasi satu sama lain.
Berdasarkan hasil tanya-tanya
yang saya lakukan, alasan ketidakdiran diantaranya sebagian orang merasa tidak
perlu untuk belajar bahasa inggris karena bidang keilmuannya tidak berhubungan
dengan itu. Ada yang beralasan tidak punya basic untuk belajar sehingga nanti
hanya melongo saat mengikuti kegiatan. Adapula yang beranggapan bahwa materi
yang diberikan tidak cocok untuk dirinya kerena menganggap dirinya sudah sangat
ahli dalam bahasa Inggris. Menurut saya semua itu hanyalah alasan untuk
melakukan pembenaran. Tapi kembali lagi, semua orang bebas berpendapat sesuai
apa yang ia yakini.
Tanpa bermaksud
menyinggung siapapun, jika saya perhatikan kebanyakan dari kita lebih memilih
untuk menghadiri kegiatan yang kurang bermanfaat. Sebagai contoh, kita lebih
memilih mendatangi kegiatan yang hanya diisi oleh nyanyian dan canda tawa
dibanding menginvestasikan 2 jam waktu kita untuk menghadiri kegiatan keilmuan
seperti ini.
Adalagi orang yang
selalu minta diajari berbahasa Inggris namun enggan jika diajak datang dalam kelas
bahasa inggris. Hal ini membuat saya bertaya-tanya? Memang niat gak sih untuk
belajar? Kerena segala yang hanya diucapkan tanpa ada realisasi hanyalah omong
kosong belaka. Kita memang tidak bisa memaksa namun, tulisan ini saya tulis
sebagai salah satu bentuk kepedulian saya terhadap peningkatan kemampuan
berbahasa. Tidak ada maksud untuk membagakan diri namun saya sadar bahwa hal
ini sangat penting dan mendasak. Seorang teman bercerita bahwa ia pernah tidak
bisa menjawab soal ujian hanya karena soalnya dituliskan dalam bahasa Inggis
padahal setelah diartikan dia tahu jawabannya, lihat, betapa ruginya kan?
Intinya saat ini
kitalah yang harus memilah dan memilih sesuatu yang bermanfaat untuk kita,
karena orang lain tidak memiliki hak untuk memaksa dan tanggung jawabnya untuk
mengingatkan juga ada batasnya. Mungkin apa yang kita lakukan saat ini belum
tampak hasilnya. Mungkin usaha kita baru sampai pada menyemai benih, masih ada
tahapan tahapan selanjutnya yang harus dilewati, namun percayalah suatu saat ia
akan dipanen juga.
Tetap semangat dan sampai jumpa di Pertemuan UREA selanjutnya
UREA RANGERS… AWESOME !!!
Komentar
Posting Komentar