Gravitasi Takdir

Sepertinya belum ada yang bisa mengalahkan waktu dalam hal kecepatan berlalu. Tak terasa 5 semester perkuliahan sudah terlewati. Kadang tertatih, kadang terseok namun tak  jarang akupun menapakinya dengan mantap.  Masih ingat bagaimana disemester pertama yang terlintas dipikiran adalah "aku benar-benar salah jurusan" hanya karena nilai yang didapat bukan A semua. Namun pemikiran itu menghilang seiring waktu. Yah, waktu memang obat paling mujarab, setidaknya ia mampu menghilangkan luka walau bekasnya tidak, begitu kata orang yang sudah move on setelah patah hati (apa ini? ) .                                                      Semakin kesini aku makin sadar bahwa aku sudah nyaman dengan pilihan yang kubuat, tak peduli seberapa banyak aku mencoba melepaskan diri darinya, yang terjadi hanyalah aku terus bergerak maju seolah tertarik oleh sesuatu yang kusebut gravitas takdir. Pendewasaan juga mengajarkanku untuk tetap pada pilihan yang semula memang aku ragu. Tapi ini bukan melulu soal betapa banyak kau menyukai sesuatu namun tentang betapa  sesuatu itu baik untukmu.                                                                                Jika merunut kebelakang andai aku tak menetapkan pilihan pastilah aku tak akan dipertemukan dengan pribadi pribadi tangguh yang berhasil menarikku sedikit demi sedikit dari kejahiliahan. Memberikan pelajaran bagaimana hidup semestinya bejalan dan masih banyak hal positif lain yang dulunya sempat terfikirpun tidak. Memang semua ini sudah direncanakan Tuhan dengan sangat rapi. Sekarang tinggal bagaimana   menjalani dan menyikapi episode baru yang telah dipersiapkan. Intinya, nikmati saja. 

Komentar

Postingan Populer