Membaca, siapa yang mau siapa yang perlu ?


Kadang ada saja yang bertanya, apa sih enaknya membaca ? bikin ngantuk dan ngabisin waktu. Bukankah pekerjaan kita bukan hanya untuk  duduk dan membaca . Agaknya mereka lupa bahwa yang pertama kali diperkenalkan saat mereka memasuki dunia pendidikan adalah bagaimana mengenal huruf untuk membaca dan menulis. Manfaat membaca memang jarang dirasakan langsung, namun percayalah suatu saat akan sangat berguna untuk kita. Tak ada salahnya untuk banyak membaca. Tohh ayat pertama yang diturunkan Allah pada Nabi Muhammad adalah perintah membaca, meski pengertiannya tidaklah sesempit membaca buku teks saja, namun lebih luas seperti membaca tanda tanda alam, yang ada intinya menyeru  kita agar berfikir kritis dan mendapatkan pemahaman darinya ( dosen saya bilang ini inkuiri).

Memang tak mudah untuk memulai kebiasaan yang satu ini, terkadang membaca juga membutukan mood yang baik, saya sendiri akan segera beralih dari buku yang satu kebuku yang lain jika mood saya sedang tidak enak dengan satu buku, barulah jika rasa penasaran akan buku itu kembali muncul, ia tersebut akan dipungut dan dibaca lagi. Namun, kita sepertinya enggan kerena keberadaan sosial media saat ini dianggap jauh lebih menarik dan  interaktif, tidak melulu berisi tulisan dengan huruf kecil nan rapat, Instagram contohnya, mampu menyajikan gambar dan diberi embel embel slogan “picture speaks thousand words”. Atau twitter yang bisa bercerita banyak makna hanya dengan 140 karakter kata, menarik bukan.

Jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya ada beberapa faktor penyebab rendahya minat baca di Indonesia.  Pertama, karena tidak terbiasa. Masyarakat kita, terutama pelajar sangat tidak terbiasa untuk membaca, mereka hanya membaca buku pelajaran atau bahkan hanya komik. Saya sering berkunjung ke perpustakaan sekolah dan pustaka umum didaerah saya, sangat sepi. Hanya beberapa siswa atau mahasiswa yang berada disana untuk mengerjakan tugas. Membaca tak dainggap sebagai kebutuan primer layaknya sandang, pangan dan papan melainkan sebagai suatu hobi yang tidak semua orang mau dan perlu melakukannya.

Kedua, minimya buku bacaan. Kembali tentang perustaakan, sebagian perustaakaan tidak berkembang, buku yang tersedia hanyalah buku-buku lama kebanyakan  hasil  sumbangan pemerintah, jangankan ingin mencari buku internasional atau buku buku berbahas inggris, buku populer terbitan Indonesia saja sangat minim adanya . Untuk membeli buku sendiri juga cuku sulit ya karena harga buku yang cukup menguras dompet walhasil, niat membaca yang menggebu bisa saja urung seketika.

Ketiga, harga buku yang mahal, memang tidak bisa diungkiri, harga buku dinegara kita ini memang cukup mahal. Diduga karena tata kelola perbukuan. Semoga ada rencana pembuaatan UU tentang perbukuan nasional sehingga buku buku bisa lebih terjangkau. Apalagi buku buku yang dipasarkan di modern bookstore wah.. mahasiswa seperti saya harus berfikir dua kali jika ingin membeli buku, harganya itu loh yang cukup buat makan seminggu heehee. Tapi bersyukurlah ada bazaar buku bekas dan murah serta berbagai e-book yang kehadirannya bak oase dipadang tandus hehe.

Keempat, masyarakat kita lebih suka ngobrol. Liatlah saja diwarung makan, kedai kopi di mall, tempat umum seperti stasiun dan didalam kereta. Bisa dibandingkan berapa banyak orang yang membaca dengan orang yang ngobrol. Yah orang indonesia memang memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi, membaca dianggap sebagai hal yang mengedepankan individualitas. Lucunya lagi jika sebagian dari kita sudah akan memulai untuk membaca dan tiba tiba temannya datang dan memulai pembicaraan , tenggelamlah buku yang baru dibaca sehalaman dalam kenangan.

Kelima, Malas, sebenarnya banyak lagi alasan mengapa persenatase minat baca di negara kita sangat rendah, namun ini lah faktor penyebab utamanya. Lebih memilih untuk menonton tv atau bahkan tidur diwaktu senggang adalah hal yang sangat sering kita jumpai. Memang tak ada jalan lain selain melakukan action menuju perubaan, urgensi membaca arus kita tanamkan pada diri kita, sempatkanlah untuk mengisi waktu singkat kita dengan bacaan ringan namun bermakna. Tak masalah jika alasan alasan diatas mengalangimu untuk membaca, namun ingatlah bahwa tekad yang kuat akan memudahkan segalanya. Membacalah karena kita tak pernah tahu bahwa apa yang kita baca akan berguna suatu saat nanti.

Okey tulisan diatas murni pendapat pribadi saya, jika ada kesalahan saya mohon maaf tapi tetap yang paling penting adalah Keep reading gals,jangan sampai generasi kita jadi generasi lembek sekaligus future literasi. Siiip J
Wassalamualaikum Wr.Wb


Komentar

Postingan Populer