SEPENGGAL KISAH MTQM NASIONAL XIV
Assalamualaikum
Warahmatulllah Wabarakatuh. Apa kabar semua? Semoga dalam keadaan baik saja dan
selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Baiklah pada kesempatan kali ini aku
mau cerita tentang sedikit pengalaman selama mengikuti MTQM Nasional XIV di Universitas
Indonesia. Cerita berawal saat kami mengikuti MTQM UR Goes to UI, setelah
melewati proses panjang disertai TC akhirnya aku, Yenni Lestari dan Kak Siti
Maisyaroh terpilih untuk mewakili kampus kami, Universitas Riau di cabang
Fahmil Quran pada MTQMN kali ini. Suatu kebahagian dan kebanggan bagiku bisa
terpilih menjadi perwakilan Universitas Riau, tetapi rasa sedih karena salah
satu dari anggota tim kami saat lomba di tingkat Universitas tidak bisa ikut bertanding
di ajang ini, tentu ada rasa sedih kan? Bisa kalian bayangkan dialah yang
selama ini menyemangati kami, paling getol menghafal dan paling rajin datang
TC. Tapi mau bagaimana lagi keputusaan dari pelatih dan panitia memang tidak
dapat diganggu gugat.
Selama
liburan di bulan Ramadhan aku mempersiapakan diri untuk event ini, mulai dari
mengulang cara mencari pembagian warisan, menghafal ayat-ayat Al-quran,
mengulang lagi pelajaran ilmu tajwid, berlatih menggunakan kitab Faturrahman
dan yang paling “sesuatu” itu menghafal paket soal yang tebalnya bisa dijadikan
bantal buat tidur (dan ternyata gak ada satupun soal yang dipertanyakan) juga
paket soal MTQMN tahun sebelumnya.
Tibalah
waktu keberangkatan kami, 31 Juli 2015, sebanyak 21 orang kontingen UR
berangkat dari Pekanbaru ke Jakarta tetapi dengan jadwal penerbangan yang
berbeda-beda. Dari bandara Soekarno-Hatta kami bergerak menuju kampus UI yang
berada di Depok. Selama perjalanan perasaan deg-degan, senang dan takut campur
aduk. Menerka-nerka apa yang akan terjadi nanti, seperti apa lombanya, siapakah
lawan kami nanti (seperti yang telah diketahui MTQMN adalah event besar dan
pesertanya dari 168 Universitas di Indonesia, sudah tentu mereka adalah
orang-orang yang luar biasa), bisakah kami melakukan yang terbaik, dan puluhan
pertanyaan sejenis terus berkecamuk silih berganti di kepala. Setelah menempuh
perjalanan hampir 2 jam, akhirnya kamipun memasuki kawasan UI. Puluhan bendera
atau spanduk, atau apalah itu namanya yang bertuliskan MTQMN XIV UI menghiasi
kawasan yang kami lewati. Melihat pemandangan ini, dadaku tersa sesak (alaayy)
semangat untuk bertemu orang-orang baru yang mencintai Al-Quran tumbuh kembali.
Ah, sudah tidak sabar untuk ikut dalam perhelatan akbar ini.
Sesampainya
di asrama UI tempat kami menginap selama acara ini berlangsung yang kami
dapati hanya beberapa orang saja,
ternyata rombogan kafilah yang lain masih mengikuti pawai ta’aruf. Karena
peserta fahmil, syarhil dan khattil berangkat paling terakhir jadi kami tidak
ikut pawai, Alhamdulillah tidak capek :).
Acara pembukaan di Belairung UI berlangsung meriah selain karena pesertanya yang
banyak, sekitar 1800 orang . Universitas Indonesia meminta mahasiswa barunya
untuk hadir untuk meramaikan. Diselingi dengan berbagai penampilan dari
mahasiswa UI menjadikan acara pembukaan menjadi kian semarak. Bedug pun ditabuh
menandakan MTQNM resmi dibuka dan perlombaan siap dimulai.
Di
hari ke dua pelaksaan MTQM aku dan kedua temanku pergi ke gedung RIK untuk melihat perlombaan Fahmil Qur’an.
Memeriksa medan tempurlah istilahnya. Dan setelah melihat bagaimana perlombaan
dan soal yang keluar pada hari itu kami optimis untuk perlombaan kami besok.
Besoknya kami datang lagi, kali ini bukan untuk melihat tapi untuk berlomba.
Tetapi sayangnya kami kalah dan tidak berkesepatan menuju semi final. Jujur
saja, aku sangat kecewa karena aku memprediksi bisa masuk ke babak selanjutnya,
tapi karena penampilan kami tidak maksimal :( :( dengan berat hati kami menerima kekalahan.
Sepertinya kami harus banyak berlatih lagi dan mengumpulkan paket soal dari
tahun-tahun sebelumnya. Selain itu hal yang tak kalah penting adalah bagaimana
kita bisa saling percaya dan mendukung bukan hanya saling mengandalkan sebagai
sebuah tim. Karena dukungan akan sangat berarti untuk membangkitkan semangat
disaat-saat genting seperti yang kami alami. Ya sudahlah, jadikan ini untuk
mengevaluasi diri untuk mempersiapkan MTQMN 2 tahun yang akan datang (semoga
bisa ikut lagi Aamiin).
Dari
semua cabang lomba yang dipertandingkan, cabang Hifzil Quran menarik
perhatianku. Saat melihat dan mendengar para peserta yang mengulang hafalan
sebelum tampil keinginanku untuk menghafal Al-Quran semakin bertambah. Semoga
aku bisa menjadi seperti mereka. Doakan ya teman-teman :). Satu lagi adalah cabang tafsir bahasa
arab dan inggris. Jika pada perlombaan MTQ yang biasa aku ikuti aku tak pernah
luput untuk menyaksikan perlombaan ini, sayangnya kali ini di MTQMN kedua
cabang ini tidak diperlombakan. Tetapi ada lomba debat kandungan Al-Quran
dengan bahasa inggris dan arab. Aku penasaran dengan lomba ini, kerena pengetahuanku
hanya sebatas English debate biasa tapi kali ini ada lomba yang memperdebatkan
kandungan Al-Quran. “Nah lo, Al-Qur’an kok didebat” pikirku. Dan ternyata aku
salah. Lomba ini bukan memperdebatkan Al-Quran tetapi memperdebatkan mosi-mosi
yang terjadi di kehidupan kita dari berbagai sudut pandang disertai dengan
dalil Al-quran dan hadis yang bisa menguatkan argumen yang disampaikan. Semua
tergantung darimana dan seberapa dalam mereka memahami kandungan dalam dalil
tersebut dan relevansinya dengan argumen mereka. Menurutku ini adalah lomba
yang menarik, sebagai seorang debater (heeem) argumen yang mereka lontarkan, menambah
wawasan, memberikan pandangan dan terkadang apa yang mereka sampaikan merupakan
pikiran dan alasan cerdas yang tidak pernah terfikir olehku sebelumnya. Luar biasa.
Islamic Book Fair yang ada di perpustaan UI pun tak luput
dari perhatian. Banyak sekali buku islami dan buku murah yang bisa bikin lupa
kalo uang di dompet udah kering. Senangnya ketemu buku yang udah lama dicari
dapat diskon lagi. Karena hampir tiap hari aku kesana, beli atau sekedar
lirik-lirik cantik. Walhasil, daftar buku yang belum dibaca jadi kian panjang. Maafkan
aku sudah menelantarkan kalian. Aku janji sebentar lagi aku akan memfokuskan diri
untuk kalian saja hehe.
Hari
terakhir sebelum penutupan ada wisata kafilah ke TMII seru juga rame kesana dan
ini merupakan kali pertama aku dan sebagian besar teman-teman pergi ke Jakarta.
Jadi bisa dibilang ini adalah liburan semester kami bersama. Bak kata pepatah
sekali menyelam minum air. Malamnya acara penutupan pun digelar, sekaligus
pengumuman pemenang. Kali Universitas Riau belum diberikan kesempatan untuk
menang setelah 2 tahun yang lalu berada diperingkat 8 besar. Semoga bisa lebih
baik di MTQM XV yang akan datang. Selamat kepada Universitas Negeri Malang yang
meraih juara umum, semoga bisa dipertahankan ya.
Terimakasih
untuk teman-teman dan keluarga yang terus memberikan support. Terimakasih untuk
LO (Liaison Officer) kami, kak Shinta dan Hilma yang setia membantu dan telah banyak kami
repotkan. Juga teruntuk official kami yang sabar mengadapi rengekan dan tingkah
polah kami namun masih tetap berbesar hati dengan kekalahan kami hehehe. Terima
kasih dan maaf untuk Universitas kami tercinta, karena belum bisa memberikan
yang terbaik dan membuat nama kita tersebut disana. Dan yang paling utama
Terimakasih dan syukur kepada Allah Ta’ala untuk pengalaman yang berharga dan
pertemuan dengan orang-orang istimewa. Teman-teman baru yang ternyata weird dan
aneh kelakuannya. Gonna miss you guys See you when I see you. Banyak sekali
kenangan yang tak mampu dituliskan karena akan selalu ada cerita dalam setiap
pengalaman dan ibrah dalam setiap kejadian. Wassalamualaikum :)
This is us. tapi gak lengkap |
Acara Pembukaan, yang putih-putih itu MaBa UI |
di samping Masjid Ukhuwah Islamiah, lokasi lomba Khattil Quran |
Cabang lomba Qiraat Sab'ah |
cabang lomba debat kandungan Al--quran |
cabang lomba Hifzil Quran |
Asrama UI |
Jadi kamar kost kita selama seminggu |
Malam Penutupan. siap-siap ambil hadiah hehe |
Komentar
Posting Komentar