Kuucapkan "Selamat Tinggal Tuhanku Aku Perempuan Merdeka"





Ketika pertama kali buku ini disodorkan padaku, aku mengernyit membaca judulnya “Selamat Tinggal Tuhanku, Aku perempuan Merdeka”. Ya ampun buku macam apa ini, akankan isinya tentang wanita yang melepaskan akidahnya dan memutuskan untuk melepaskan diri dari sang Maha Kuasa? Namun, tak perlu waktu lama untuk menjawabnya.  Setelah dibaca barulah aku tersadar bahwa banyak sekali Tuhan yang harus aku tinggalkan, yang aku harus lepaskan bayang-bayangnya dalam kehidupanku. Agar hanya ada satu tuhan yang memang benar-benar hanya kepada Dia seharusnya aku menghambakan diri.

Benar-benar buku yang menarik. Gaya bahasa yang disajikan mampu membuatku tak ingin melepaskan buku ini sebelum selesai dibaca. Terkadang dituliskan dengan sangat gamblang namun jangan heran jika di bagian lain akan ditemukan tulisan penuh pengandaian yang sedikit rumit untuk dicerna. Seolah turut terlibat dalam pergulatan batin yang dialami oleh seorang Kak Derry Oktriana. sempat aku terisak dengan kisahnya, bagaimana dia meminta hati baru yang hanya akan diisi dengan perasaan cinta dan penghambaan pada Allah semata. Terlebih saat membaca bagian Muhasabah di akhir buku. Seolah berdialog dengan Allah dan tampaknlah secara nyata bahwa Al-qur’an mampu menjawab akan segala pertanyaan. Namun, buku ini tak semata tentang dirinya. Ada juga cerita yang membuka mata kita bahwa ada banyak para wanita yang diluar sana yang tak hanya meminta hati baru namun juga kehormatan yang telah hilang pada dirinya.

 Buku ini menamparku, kembali menyadarku akan kebodohanku, akan kedangkalan ilmuku. Bagaimana bisa aku menganggap bahwa menduakan Allah hanya sebatas pada penyembahan berhala dan mendatangi dukun, tukang ramal dan hal sejenis. Aku tak menyadari bahwa banyak hal  yang aku cintai melebihi cintaku pada-Nya. Aku merasa tak bisa hidup tanpa orang tua dan orang-orang yang aku sayangi, buku, uang, gadget bahkan social media. Sedangakan tak pernah terfikir olehku akankan aku bia hidup tanpa Zat yang menciptakanku dan sentiasa mencurahkan rahmat-Nya padaku? Aku hanya bisa tertunduk malu saat Kak Derry menertawakan pemikiran serupa didalam bukunya, seolah dia menertawakanku juga,kali ini tepat didepan wajahku.Tepat disaat itu juga aku tersentak, betapa jauhnya aku dari-Nya. Aku terlalu sibuk mencari perhatian makhluk dibanding perhatian-Nya. Seringkali aku tunduk pada perintah makhluk dan berusaha memenuhinya dengan tanggungjawab penuh. Sedang untuk menjalankan perintah Tuhanku terkadang aku enggan dan hanya sekedarnya. Tak jarang aku ingin terlihat baik dan sempurna dimata manusia namun tak peduli dengan pandangan Allah terhadapku.Ya Allah ampuni aku.. Tapi tentu saja aku tak menduakan Tuhanku secara hakekat, karena sungguh aku tak tau harus bagaimana? Apa gunanya hidupku jika nyata sudah dosa itu tak akan Dia ampuni.Nauzubillahi min dzalik..

Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali (Ar-Ra’d : 36).

                Kusarankan kalian membaca buku ini. Aku tak ingin terlalu banyak memuji karena aku tahhu penulis tentu paham bahwa pujian hanya pantas disematkan untuk sang Maha Agung. Pun tak layak untuk mencela, karena tak punya dasar apa-apa. Namun sungguh, aku kagum dengannya. Seorang mahasiswi fakultas farmasi yang masih menyempatkan diri untuk membaca kitab-kitab klasik dari ulama terkemuka, disamping buku mata kuliahnya. Bagaimana bisa aku menyebut diriku “Bookworm” disaat aku masih memilih-milih bacaan. Hanya bacaan ringan yang menjadi favoritku. Tak mau aku mengeluarkan tenaga lebih memaksa otakku mencerna buku-buku berbahasa berat. Mengabaikan kitab-kitab tafsir, hadis, fikih, tasawuf dan buku agama lainnya. Karena selama ini aku beranggapan bahwa semua itu hanyalah tugas para ulama, da’i dan anak pasantren. Aku benar-benar lupa bahwa menuntut ilmu agama adalah fardhu ‘ain hukumnya. Ooh betapa bodohnya aku. Menutup rapat jendela pengetahuan disaat sudah dihamparkan di depan mata. Betapa sombongnya aku, menganggap cukup ilmu dalam diriku. Aku Benar-benar sombong.. 

             Rasanya aku juga ingin berkeluh kesah atas segala kesalahanku disini.  Tapi untuk apa? Allah pasti lebih tahu apa yang aku fikirkan dan rasakan saat ini. Aku mohon ya Allah, tarik kembali aku kejalan-Mu. Biarkan hati hanya tertaut kepadamu. Aku sadar jika aku terlalu kotor jika ingin berdekatan dengan-Mu, Zat yang Maha Suci lagi Maha Agung. Tapi bukankah Engkau sendiri yang mengatakan bahwa akan mengabulkan doa serta menerima taubat hamba yang  datang kepada-Mu. 

 Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)". (Hud : 61)
               

Komentar

Postingan Populer