ESSAY FISIKA "SISTEM MAGNETIK BUMI DAN KARAKTERISTIK BEBERAPA MATERIAL DI DALAMYA"


SISTEM MAGNETIK BUMI DAN KARAKTERISTIK BEBERAPA BENDA MAGNETIK DI DALAMNYA
Oleh : Atika Nurul Fathiyah

Sebagian dari kita tentu tidak asing lagi apabila kata Magnet disebutkan, pengetahuan tentang magnet sudah lama kita dapatkan,  mulai dari sekolah dasar sampai pada saat di mana kita telah duduk diperguruan tinggi seperti sekarang ini, tentunya terkhusus untuk yang mengambil jurusan Fisika sebagai bidang studi kejuruannya. Pembahasan tentang magnet memang tidak ada habisnya. Selama ini mungkin pengetahuan akan magnet hanya sebatas tentang dua benda yang saling tarik menarik atau tolak menolak satu sama lain. Namun, magnet dan sifat kemagnetan jauh lebih komplek dan rumit dari apa yang kita bayangkan. Untuk itu saya bemaksud untuk menuliskan sedikit pengetahuan tentang magnet yang diharapkan dapat memambah wawasan dan ilmu kita.
Menurut sejarah,  magnet alami bumi yang pertama kali ditemukan ialah berupa batuan berwarna gelap yang mampu menarik benda-benda yang terbuat dari besi dan beberapa material lainnya (loadstone) . Batuan ini ditemukan sekitar 2500-3000 tahun sebelum masehi. Daerah penemuannya  berada di Asia Minor (Asia Kecil)  lebih tepatnya di daerah yang dinamakan Magnesia. Ada banyak sekali pendapat tentang asal-usul magnet namun yang pasti manusia telah lama mengenal magnet dan memanfaatnya untuk berbagai hal, diantaranya sebagai alat penunjuk arah, atau digunakan juga sebagai alat terapi seperti yang dilakuan oleh rakyat cina.
Magnet pada dasarnya adalah kemampuan suatu benda untuk menarik benda-benda lain yang berada di sekitarnya. Kemampuan magnet untuk menarik benda-benda disekitarnya ini disebabkan kerena magnet memiliki daerah atau ruang di mana sebuah benda yang berada di dalam ruang itu akan mendapatkan gaya magnet. Makin besar kekuatan suatu magnet maka semakin besar pulalah medan magnetnya. Medan magnet ini merupakan area yang tidak kasat mata, namun untuk membuktikan keberadaannya dapat digambarkan dengan garis-garis melengkung yang kita kenal dengan garis gaya magnet. Garis gaya ini bermula dari kutub utara dan berakhir di kutub selatan magnet.

 Garis gaya magnet (http://www.faktailmiah.com)

Sebenarnya magnet tidak hanya sebatas tentang batuan berwarna gelap ataupun berupa potongan besi yang mampu menarik paku dan benda lainnya, namun tahukah kalian jika terdapat benda magnetik raksasa yang berada di dekat kita?. Ya, benda magnetik raksasa itu adalah bumi, tempat kita hidup saat ini. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa bumi dapat dikatakan benda magnetik. Ternyata penyebabnya adalah medan magnet yang tercipta pada bumi. Lalu bagian bumi yang mana yang menghasilkan medan magnet? Karl Frederick Gauss pada tahun 1930-1842 telah melakukan pengamatan yang mendetail tentang medan magnet bumi. Ia menyimpulkan bahwa medan magnet bumi berasal dari dalam bumi. Ia juga menyatakan bahwa medan magnet bumi mempunyai hubungan yang erat dengan perputaran bumi karena kutub magnet dekat dengan  sumbu putaran bumi. Medan magnet di dalam inti bumi dapat dihasilkan karena pada dasarnya inti bumi terbentuk dari besi dan nikel.
Berkaca dari teori magnetohidrodinamik yang dikemukakan oleh W.M. Elasasser dan E.C. Bullard, yang menyatakan bahwa di dalam inti bumi luar terdapat aliran fluida yang terionisasi sehingga menimbulkan aksi dynamo dirinya sendiri (Self-exiting dynamo action) yang dapat menimbukan medan magnet utama, Jon Mound dari Leeds juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, bagian dalam inti bumi  berupa besi solid seukuran bulan yang dikelilingi inti luar dinamis cairan besi-nikel yang menyebabkan sebagian inti besi membeku dan meleleh. Panas menghilang ketika dingin mengalir dari inti ke mantel diteruskan ke kerak bumi melalui proses konveksi. Arus konveksi menggerakkan mantel hangat ke permukaaan dan mengirim mantel dingin kembali ke inti. Gerakan terus menerus inilah yang memberi gaya “geodynamo” yang menghasilkan arus listrik kemudian bertransformasi menghasilkan medan magnet.
Nah, kemudiah apakah fungsi lain dari medan manetik bumi ini? Apakah hanya terbentuk begitu saja tanpa ada fungsinya? Tentu tidak. Medan magnet memegang pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan di muka bumi. Seperti yang kita tahu bahwa bumi dilindungi oleh lapisan atmosfer yang berlapis lapis. Salah satunya adalah magnetosfer, magnetosfer sendiri terbentuk dari adanya medan magnet pada lapisan inti bumi yang membentang jauh hingga ke luar angkasa. Magnetosfer mengelilingi bumi pada jarak 95.000 kilometer di atas permukaan bumi. Sabuk Van Allen yang terdapat pada magnetosfer membantu bumi menangkal petir dan radiasi berbahaya dari matahari dan benda langit lain yang terus menerus mengancam planet kita. Sabuk ini tidak kasat mata, dan juga tidak dapat dirasakan Para ilmuan menyadari keberadaannya dengan meletakkan instrument yang sensitiv di dalam satelit.
Doktor Hugh Ross pernah berkata “ Sebenarnya, bumi mempunyai kepadatan yang paling tinggi di antara planet di dalam sistem solar kita. Inti besar yang terdiri dari nikel dan besi bertanggung jawab atas medan magnet yang menghasilkan perlindungan radiasi van Allen, yang melindungi bumi dari bombardir radiasi. Apabila pelindung ini tidak ada, kehidupan tidak akan mungkin ada di atas bumi. Satu-satunya planet lain yang berbatu yang mempunyai medan magnet adalah Merkurius. Tetapi kekuatan medannya 100 kali lebih lemah dari kekuatan medan magnet bumi. Bahnkan Venus, saudara planet kita, tidak mempunyai medan magnet sama sekali. Pelindung radiasi van Allen merupakan suatu rancangan yang unik pada bumi.”
Bisa dibayangkan, jika sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa atau yang kita kenal dengan kilatan api matahari yang terjadi berkali-kali pada  matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di bumi. Sungguh sangat mengerikan. Allah SWT sudah menjelaskan tentang hal ini di dalam surah Al-Anbiya ayat 32 “  Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda (kebesara Allah) itu (matahari, bulan, angin, awan dan lain-lain”.
Magnetosfer Bumi (www.nasa.gov)

Ketika radiasi matahari berupa badai matahari datang menghujani bumi, magnetosfer akan memantulkan sebagian besar radiasi dan menyerap sisanya dan diarahkan menuju kutub, akibatnya terjadilah tumbukan dengan atmosfera dan menghasilkan fenomena nan indah bernama Aurora. Aurora yang terjadi di kutub utara dikenal dengan Aurora Borealis, dan Aurora Australis dikenal untuk aurora yang terjadi di kutub selatan. 
Pembentukan aurora (Http://www.geomac.bgs.ac.uk.)

Fenomena Aurora di kutub utara (http://rere.wordpress.com.)
Beberapa waktu terakhir ini, kabar tentang melemahnya medan magnetik bumi senter terdengar. Pelemahan ini digadang-gadang akan menjadi penyebab bertukarya posisi kutub magnetic (Magnetik Reversal). Sebernarnya fenomena ini bukanlah hal yang pertama kalinya terjadi pada bumi kita. Studi terbaru, seperti yang disebutkan di dalam artikel yang dilansir oleh NASA mengabarkan bahwa perubahan ini sudah terjadi selama lebih kurang 330 juta tahun yang lalu dan terus terjadi berulang ulang dengan selang waktu 700.000 tahun Perubahan kutub magnetik bumi yang terjadi terakhir kali adalah 786 juta tahun yang lalu, saat itu kutub magnetik bertukar posisi dari keadaan reversed kembali ke keadaan normal (Brunhes-Matuyama). Fenomena ini dikhawatirkan akan membawa dampak yang mengerikan untuk kehidupan makhluk di muka bumi. Namun, sekali lagi para ilmuan dan peneliti menyatakan bahwa perubahan kutub magnet tidaklah sampai membuat kehidupan di bumi akan berakhir. Berkaca dari perubahan kutub magnet yang pernah terjadi di bumi kita tidak ada perubahan yang terjadi pada sabuk Van Allen yang melindungi bumi, jadi bumi tetap terlindungi dari bahaya radiasi.
Medan magnetik ini terkarakterisasi oleh parameter fisis yang disebut juga elemen medan magnetik bumi. Parameter ini berupa deklanasi (D) yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur. Sudut inkliasi (I) yang merupakan sudut antara medan magnetic total dengan horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah. Selanjutnya adalagi parameter yang disebut intensitas horizontal (H) yag merupakan besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal. Medan magnetic total (F) yaitu besarnya vektor magnetik total. Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Guna menyeragamkan nilai-nilai medan utama megnet bumi, maka dibuatlah standar nilai yang disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF) diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta kilometer yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Nilai IGRF ini selalu diperbaharui setiap 5 tahun sekali.
Sebagai sebuah magnet raksasa, tentunya bumi juga memiliki dua kutub, yakni kutub utara dan kutub selatan. Sebagai bukti adanya kutub magnetik bumi adalah dengan pengaplikasian kompas. Kita tentu mengenal kompas yang berguna sebagai alat penunjuk arah, pergerakan jarum kompas magnetik akan menunjukkan arah yang berlawanan dengan kutub magnetik bumi. Saat jarum kompas menunjukkan arah selatan, artinya jarum kompas dipengaruhi oleh tarikan kurub utara bumi, begitu pula sebaliknya saat jarum kompas menunjuk arah selatan, jarum dipengaruhi oleh tarikan kutub utara magnetik bumi.  Hal ini dikarenakan kutub kompas dikalibrasi berdasarkan kutub geografis bumi.
Jika kita memerhatikan jarum kompas, jarum kompas tidak pernah terletak mendatar atau tidak pernah sejajar dengan bidang horizontal. Jarum kompas tidak pernah sejajar bidang horizontal karena garis-garis gaya magnetik Bumi tidak sejajar dengan permukaan Bumi, tetapi membentuk kemiringan terhadap arah horizontal. Sudut yang dibentuk oleh jarum kompas terhadap bidang horizontal ini disebut sudut inklinasi.  Sudut inklinasi positif bila kutub utara jarum kompas menyimpang ke bawah terhadap arah horizontal, sedangkan inklinasi negatif terjadi sebaliknya. Selain itu ada juga sudut yang dimanakan deklinasi. Sudut deklinasi ini menyebabkan penyimpangan arah utara kompas dengan arah utara geografis bumi.
Sudut Deklinasi (www.nasa.gov)
Bumi sebagai suatu benda magnetik raksasa juga memiliki substansi atau materi yang mengandung unsur kemagnetan di dalamnya. Ada beberapa karakteristik dan sifat magnetik benda. Yang pertama adalah benda yang tidak dapat menarik benda lain atau benda “non-magnetik” biasa disebut benda diamagnetik. Contohnya seperti kayu, batu, plastik dan emas. Kemudian benda yang mampu menarik benda lain dengan kuat yang disebut dengan benda Feromagnetik. Benda yang termasuk dalam sifat kemagnetan ini adalah besi, baja, nikel dan kobal. Jika medan magnet mendapat medan magnet dari luat, maka domain-domain di dalamnya akan mensejajarkan diri dengan medan mangnet yang dikenakan padanya. Akibatnya medan magnet di dalamnya akan semakin kuat. Akan tetapi, jika seluruh domain terarahkan, maka penambahan medan magnet dari luar tidak akan memberikan pengaruh apa-apa lagi. Hal ini disebut dengan keadaan saturasi.Benda feromagnetik sangat cocok dijadikan magnet permanen,
Selanjutnya adalah benda paramagnetik, benda dengan jenis kemagnetan ini merupakan benda yang mampu menarik benda-benda logam, akan tetapi jika medan magnetik eksternal dijauhkan, maka benda paramagnetik akan kehilangan kekuatan magnetiknya. Oleh karena itu material ini juga disebut magnet sementara. Contoh materialnya seperti platina dan alumunium. Antiferomagnetik merupakan benda yang saling menghilangkan kekuatan magnetiknya dan yang terakhir adalah material Ferrimagnetik. Domain-domain material pada benda ini terbagi-bagi dalam daerah yang saling berlawanan tetapi momen magnetik totalnya tidak nol apabila medan magnet eksternalnya nol. Contoh dari benda ferrimagnetik adalah mineral-mineral yang ada di bumi.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa ciptaan Allah sungguh sempurna, meskipun saat ini rahasia sistem magnetik bumi belum sepenuhnya terungkap. Namun, cukuplah untuk membuktikan betapa besar kekuasaan sang Pencipta. Pergantian kutub magnetik bumi pada dasarnya merupakan suatu fenomena yang betujuan untuk kembali meremajakan bumi, memperbaiki sistem magnetik bumi yang telah rusak agar kelangsungan hidup makhluknya tetap terjaga. Radiasi,badai dan jilatan api matahari yang semestinya mengerikan dan berbahaya, dibelokkan sehingga menampilkan pemandangan aurora yang luar biasa indahnya.
Material bumi tidak diciptakan seluruhnya bersifat feromagnetik, tetapi juga ada sifat-sifat magnetik lain. Semuanya tentu untuk menyeimbangkan kehidupan di Bumi. Cobalah piker andaikan seluruh material di Bumi mampu menarik benda yang ada disekitarnya, tak terbayang betapa kacau kejadiannya. “Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi. Yang menciptakan dan menyempurnakan (Penciptaan-Nya). Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk” (Q.S Al-A’la 1-3) Maka sudah sepantasnya kita sebagai manusia bersyukur dan terus mencari tahu serta memperhatikan tanda-tanda yang telah diberikan Allah sebagai petunujuk akan keagungan-Nya.



DAFTAR BACAAN
British Geological Survei. “An Overview of the Earth’s Magnetic Field”. Http://www.geomac.bgs.ac.uk. Diakses pada tanggal 19 Mei 2015.
Giancoli, C. Douglas. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
Http://www.fikrintambang08.blogspot.comDiakses pada tanggal 15 Mei 2015.
Muhtar, Abdul. “Magnet Bumi”. Http://www.academia.edu. Diakses pada tanggal 19 Mei 2015.
Peter Raid. 2012. “Pole Reversal Happens All (Geologic) Time”. Http://nasa.gov. Diakses pada tanggal 17 Mei 2015.
Rusydy, Ibnu. 2012. “Medan Magnet Sebagai Perisa Bumi”. Http://www.ibnurusydy.com. Diakses pada tanggal 19 Mei 2015.
Windows to the Universe.”Earth’s Magnetic Field”. Http://www.windows2universe.org. Diakses pada tanggal 19 Mei 2015.
Yahya, Harun. 2002. Pesona Al-Qur’an. Jakarta: Rabbani Press.
---------------. 2002. Menyingkap Rahasia Alam Semesta. Bandung: PT Syaamil Cipta Media.

Komentar

Postingan Populer