think twice

Sore yang indah bersama Rachma, aku memulai percakapan, lalu pembicaraan panjang mulai mengalir dengan natural. Kami banyak hal, salah satunya tentang pergerkan, peranan kami sebbgaia mahasiswa yang punya banyak tanggung jawab dan amahat yang terkadang semua terasa sulit dan berat. Menimbulkan pergolakan batin yang kuat, tapi sungguh kami tak bisa menutup mata dengan apa yang tengah terjadi. Memang topic yang berat, sampai aku tak kuasa membahasnya lebih jauh. Kami sadar ditangan kamilah perubahan diharapkan datang, kamilah agen perubaan, pejuang disetiap lini, tak mesti hanya tertumpu di satu bidang.
Kami juga bercerita banyak hal tentang keberlangsungan hima kami, dimana tampuk pemerintahan sebentar lagi jatuh ke tangan angkatan kami. Di satu sisi kami cinta Hima ini, tempat diimana kekeluargaan tak akan pernah usai, yang akan menjadi secebis kenangan, kelak ketika sudah tidak disini. Namun keegoisan hati membendung langkah untuk menunaikannya, panggilan untuk bergabung dengan himpunan baru, rasa lelah dan bosan pun tak kalah kuat menggerogoti. Belum lagi rumor tentang semester 5  yang mencekam, olimpiade yang  menunggu, serta tanggung jawab lain ynag mesti ditunaikan. Membuat kami stuck pada hal yang sama.
Hari kian sore, kaset mengaji di mushola sudah mulai diputar. Aku suka suasanya ini, mengingatkanku dengan kampong halaman, kegiatan rutinku yang saat ini berulang, meski sekarang bukan dengan mamak atau bapak, namun kisahku yang panjang juga masih tetap ada yang mendengar.  Tak lupa kami selingi dengan candaan khas seolah mementawi dan memperolok diri sendiri, berkisah tentang kebodohan yang pernah kami lakuan agar menjadi refleksi diri. Toh, kita juga sesekali harus melihat pada kaca spion kan?. Sebenarnya ini hanya selingan agar tak terlalu stress diantara kericuhan musim UTS, ya, ujian tetap senyum jika mengutip kata bang Gagas, bupati kami yang sebentar lagi domisioner. Oiya tak lupa kami pun bercerita tentang beliau tapi tenang bukan hal yang buruk kok, sekedar mengingatkan tentang perjuangan, pengorbanan dan pilihan.
Tak lupa kami juga bercerita tentang masa depan, topic paling seru karena yang satu ini tak ada yang tahu. Tapi tak ada salahnya bukan jika memimpikan masa depan yang indah. Biarkan kami bermimpi dan menerka seperti apa kehidupan kami nanti, biarkan sedikit bahagia meski kamipun tak tahu usia akan sampai dimana, tapii setidaknya kami  sedang berusaha mengais makna kehidupan . Sudahlah, jika cerita maut aku pasti takut. Aku belum siap meninggalkan dunia sedangkan bekalnya belum aku punya, jika bisa aku meminta, biarlah umurku ini dipanjangkan agar bisa mempersiapkan diri. Karena sungguh aku takut sekali.

Ditulis di kamar kos yang bangkai kapal Titanicpun masih terlihat lebih rapi J (SAYA JANJI AKAN KEMAS NANTI)

Komentar

Postingan Populer