Catatan Bangun Tidur

Semua orang mungkin pernah merasa jenuh, ingin keluar dari hal yang selama ini membelenggu erat kedua kaki yang telah lama ingin berlari menembus waktu. Aku merasakannya sekarang, kenangan masa lalu terus membayangiku, entah apa yang salah? Firasatkah? Perlukah aku percaya ini pertanda baik atau buruk seperti yang biasa kutonton dalam drama kemarin pagi? Kelihatannya tidak perlu. Kita lihat saja nanti.

Aku rindu kampung halaman, aku rindu saat –saat bersama keluarga, menghabiskan waktuku hanya dengan menonton seharian tak membuatku menyesal asalkan dilakukan di rumah tercinta. Egois dan kekanakan memang, mengingat usiaku tak lagi muda untuk hidup bermanja. Namun, kenangan ini memenuhi rongga dada, aku sesak dibuatnya. Sore hari menjadi saat yang paling menyiksa, terlebih jika tak ada kegiatan yang bisa mengalihkan perhatianku saat ini. File music yang kuputar dengan cepat membangkitkan memoriku tentang sekolah, teman dan kegiatan konyol yang pernah aku lakukan, tak jarang aku menitikkan air mata, aku sendiri bingung kenapa aku menjadi terlalu sentimentil. Hahaha sepertinya aku harus menarik kembali kata-kataku sendiri bahwa aku orang yang  amat jarang menagis. Akupun tidak tau pasti.

Tulisan ini mungkin tidak berarti dan bisa kalian anggap sebagai coret-coret usang saja. Tapi bagiku ini suatu tulisan yang menyelamatkan, membantu memuat ulang bongkahan yang ada di hati agar sedikit demi sedikit berkurang muatannya. Merengek dalam sujud memang sedang tak bisa aku lakukan, mungkin itu sebabnya emosiku kian tak menentu. Dan teruntuk kakak kelasku yang “aneh”, aku akhirnya tahu kenapa kamu sering bilang ingin menghilang saja dan sejenak mecari hal baru, aku merasakannya saat ini. Tampaknya aku harus menasehati diriku dengan kata-kata yang sama yang pernah aku ucapkan untuk menyemangatimu kemarin. Hahaha iya , aku harus menggunakannya untuk diriku sekarang.

Ditulis mengiringi cuaca yang tak menentu seolah menyiratkan suasana hatinya juga lagi terganggu.

Komentar

Postingan Populer