Tausyiah Cinta,Karena Cinta itu ditumbuhkan bukan dicari


Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Sekian lama gak posting apa-apa, di kesempatan kali ini mau cerita kegiatan nonton bareng film Tausiyah Cinta bersama KOPFI Pekanbaru tadi pagi. Yah meski datangnya telat dan ada sedikit masalah sama tiket akhirnya kesampaian juga nonton film yang bikin penasaran karena nongol tiap hari IG hehehe. Yuuk baca..

Tausiyah Cinta berkisah soal pemuda bernama Lefan yang melakukan perjalanan batin setelah kehilangan ibunya. Lefan bertemu dengan Azka, seorang arsitek sholeh nan bijaksana serta hafal Al-Qur'an. kepada Azka, Lefan mulai belajar memerdalam agama. Pergulatan pun timbul ketika Lefan bertemu dengan Rein, gadis lincah cerdas dan pandai memanah. kejadian-kejadian mengejutkan pun terjadi pada masing-masing tokoh. oke cukup sampai disini nanti spoiler berlebihan buat yang belum nonton hehehe.

Banyak hal positif yang bisa kita ambil dari film ini. Salah satu pesan yang paling kusuka adalah bagaimana kita harus berbakti kepada orang tua, karena tidak ada yang bisa menjamin bahwa umur mereka lebih panjang daripada kesibukan kita. Sempat juga menitikkan air mata, terharu melihat betapa banyak orang yang menjadikan Allah dan Islam hal no 1 dalam hidupnya. Menjadikan Al-qur’an sebagai teman pengisi hari dan ibadah tiada henti sebagai ungkapan syukur pada Illahi . Bagaimana bersabar atas segala ujian yang diberikan, karena dalam keimananpun masih ada keistiqomahan yang dipertanyakan. tentang seorang sahabat yang saling mengingatkan pada Allah. saling menunjukkan jalan saat tersesat, saling tegur saat melenceng, dan saling memerbaiki diri menuju kebaikan.

Film yang bagus meski dari sudut pandang orang yang gak terlalu expert soal film (tapi sering nonton ehem) pengambilan gambar wajah pemain yang dizoom hampir disepanjang film terasa aneh. Adegan per adegan yang melompat-lompat dan terlalu banyak menjadikannya kehilangan rasa sehingga membutuhkan penghayatan tinggi untuk mencerna alur dan maksudnya. Beberapa kejadian dengan pemain yang banyak membuat film terkesan dipenuhi dengan figuran karena tak tampak penokohan yang kuat dan berkarakter dari pemeran utama. Terlebih lagi kemunculan tokoh yang seolah dilupakan namun memegang peranan penting sungguh tidak terduga. Ending yang sedikit menggantung membuat penonton berimajinasi dan menerka-nerka untuk menyimpulkannya sendiri akhirnya. Jika mengutip kata-kata Lefan yang mengatakan masih banyak hal yang ingin ia ditanyakan pada Allah, maka masih banyak pula pertanyaan yang ingin kutanyakan mengenai akhir film ini J. Tentang siapakah yang akan melepaskan kesendirian Lefan?, siapakah yang mampu menerima Azka dengan keikhlasan? Kelanjutan kisah Rein dan keadaan ayah Alfian? Semoga ada TC session 2 yang dapat menghapus rasa penasaran ini. Aamiin.

Dua jempuol bolehlah diacungkan untuk film ini. meski Beda Sinema sebagai rumah produksinya masih baru dalam industri perfilman namun mampu mengemas pesan dan kesan dakwah dalam bentuk film yang memang digandrungi saat ini. Tidak ada adegan khalwat dan sentuhan dengan lawan jenis ybukan mahrom serta pakaian syar'i yang dikenakan para pemain sepatutunya menjadi contoh bagi film-film bertemakan islam lainnya.

Selain buku “Jangan Berdakwah Nanti Masuk Surga” yang muncul di beberapa scene cukup membuat matagatal ingin membacanya. Soundtrack-soundtrack filmnya juga enak didengar dan sangat cocok dengan isi cerita. Pernikahan tanpa pacaran bikin baper dan padegan lucu mampu mencairkan suasana. Yang belum nonton yuk segera tonton biar impian satu juta penontonnya cepat terwujud. Akhir kata SALAM JOMBLO TIADA TARA Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh. J



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer