MTQM Road to UI
Awal Juni 2015 menorehkan
pengalaman berharga untukku. Setelah kurang lebih dua tahun tidak pernah
mengikuti MTQ lagi, akhirnya pada tahun ini aku diberi kesempatan untuk kembali
berpartisipasi dalam perhelatan luar biasa ini. Ya, aku bersama dua orang teman
sekelas (sekaligus teman se-kos) Norma dan Yenni ikut dalam perlombaan MTQM
Road To UI di kampus kami tercinta Universits Riau. Kami mememutuskan untuk
ikut dalam cabang Fahmil Qur’an (sejenis cerdas cermat tentang Al-Qur’an)
bermodal sedikit pengalaman dan impian untuk menjejakkan kaki di Universitas
Indonesia, kami pun mendaftar, itupun didaftarakan Diki, teman sekelas yang
juga mengikuti lomba dalam cabang yang sama.
Setelah mendaftar dan mendapat contoh
paket soal, kami langsung menghapal. Tapi sayang, semangat 45 ini hanya
bertahan sekejap. Perlahan kami terlena dengan tugas kuliah yang menumpuk dan
persiapan ujian. Kalian pasti paham, menjelang ujian meteri akan dikebut dan
tugas akan diberikan gila-gilaan. Dan lomba MTQM pun terlupakan. Akhirnya dengan
penuh pertimbangan (aseek) aku pun memutuskan untuk mengundurkan diri. Teman-temanku
pun setuju, meski tampak jelas raut kekecewaan di wajah mereka terutama Norma,
kerena dia yang paling bersemangat untuk ikut lomba ini. Sorry ya sob -_-.
Beberapa hari kemudian, saat
selesai Ujian Asistensi, entah mengapa pembicaraan kami tiba-tiba mengarah ke
MTQM. Ternyata kakak mentor kami juga ikut lomba itu. Jujur, aku menyesal
kenapa mengundurkan diri, sedang kakak mentor yang lagi sibuk-sibuknya masih
bisa membagi waktunya untuk hal ini. Hal yang sangat aku ingat dari perkataan
kak Viva, mentor kami saat kami tanya apa motivasi kakak ikut lomba ini adalah “Luruskan
niat”, jangan berlomba untuk mencari hadiah, ketenaran dan sebagainya. Niatkan untuk
lebih menghayati dan memahami kandungan Al-Qur’an. Insyaallah ikut Fahmil ta kada
ruginya, malah bisa tambah ilmu dan tambah teman.
Aku sadar ternyata niatku salah,
tujuanku ya hanya sebatas Ke UI saja, melupakan mana sebenarnya dari FAHMIL QUR’AN
itu sendiri. Kutatap teman-temanku, sepertinya mereka juga merasakan hal yang sama
(cie anak satu kos kompakan). Tapi untuk kembali ikut sepertinya tidak mungkin,
karena sudah dilakukan Technical Meeting. Malam harinya, tiba-tiba Yenni dapat panggilan
dari panitia, dan ternyata nomor undian kami sudah dicabutkan kerena tidak
hadir saat TM. Alhamdulliah, inilah jalan yang diberikan Allah untuk kembali bangkit
dan berusaha menghafal lagi. Semangat kami tumbuh, dan luar biasa dalam waktu
yang singkat (jika dibandingkan dengan persiapan sebelum mengundurkan diri) hamper
semua paker sudah bisa kami hafal.
Tak terasa sudah tanggal 2 Juni,
hari ini kami lomba untuk babak penyisihan yang bertempat di Auditorium FMIPA, sedikit
gugup karena dari 24 regu, kami regu untuk putaran pertama, lawannya dari
Pendidikan Kimia, Keperawatan dan Pendidikan fisika, Yupp, senior kami juga
ikut dan menjadi lawan kami, mereka benar-benar rival yang cukup tangguh. Allhamdulliah
kami bisa lolos ke babak selanjutnya. Kami langsung kembali ke kampus untuk
masuk kuliah. Siangnya kembali ke tempat lomba untuk menyemangati Diki dan
timnya. Wah teman yang satu ini memang luar biasa, penonton paling setia, yang
udah jadi kayak mentor, yang heboh waktu kami bilang mau mundur, yang daftarin dan
ambil contoh soal buat kami dan yang ngasih info pertama kali. Sayangnya Diki
CS belum lolos ke babak selanjutnya, karena lawannya wooow sungguh daebak, kami
aja jadi minder dan ilang semangat liatnya. Berdoa dalam hati semoga gak ketemu
dalam satu babak di waktu semi final besok. Tetapi, Allah berkata lain,
besoknya saat semi final, kami ternyata satu babak. Alamaak, habislah adek dibantainya,
kami berusaha santai dan woles and finally jreng jreng masuk FINAL !!!.
Sore harinya di babak final,
tinggal ada 3 regu lagi, salah satunya regu yang berisi senior kami di
Pendidikan Fisika, Kak Mifta, Kak Imay dan Kak Dea. Sedang regu yang satu lagi
dari FISIP jurusan Hubungan Internasional, mantap kan.. pefsier yang heboh tak
luput dari perhatian. Emang dasar anak PEFSI, dimana-mana selalu bikin heboh,
saat pendukungnya Fisip teriak “FISIP” mereka juga teriak “PHYSICS” begitu juga
saat anak fisip bilang “AL-MADANI (organisasi keislaman Fisip), lagi lagi
meraka ngikut dan bilang “AL-MAIDAN (organisasi keislaman FKIP) ckckckc, dewan
juri aja sampai senyam-senyum. sssstt pak Sekum juga datang lo, thanks Sofyan.
Kami jadi tidak gugup lagi,
karena menganggap rival kami sebagai keluarga, meski begitu ternyata persingan
cukup ketat. Kejar-kejaran skor dan rebutan soal. Dan akhirnya tanpa diduga
skor kami bisa mengungguli skor regu lainnya. Alhamdulillah untuk kesekian
kalinya. Perjuangan kami tak sia-sia. Diwarnai sedikit percekcokan J Sampai nangis malam-malam karena takut minta izin
sama dosen, Terimakasih untuk semua yang setia menyemangati, mengompori,
menyoraki, mencie- ciei (apaan ni -_-“) dan untuk doa-doa yang tak terucap.
Sekali lagi, Terima kasih..
Perjuangan belum selesai, masih
banyak persiapan yang harus dilakukan. Doakan saja semoga kami menjadi salah
satu delegasi UR yang akan bertanding di UI nanti. Doain ya teman-teman. Ooiyya
selamat juga untuk HIMA PEFSI dengan segala prestasi yang datang bertubi-tubi. Sangat
bangga bisa menjadi bagian dari kalian. Wassalam J J J
Groufie it's a MUST
Bersama peserta, panitia dan dewan juri
Thanks a lot, Pefsier
Komentar
Posting Komentar